"Saya begitu masuk (jadi wamen) diceritakan soal bela negara, itu anggarannya kecil," katanya, di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pembumian Pancasila, anak TK disiapkan jadi Satria Bela Negara
Baca juga: 3.000 anggota Senkom Mitra Polri ikuti pelatihan Bela Negara
Kemudian, Sakti meminta paparan mengenai konsep bela negara yang selama ini digarap Kementerian Pertahanan.
"Gimana caranya bela negara? Diceritakan, bikin konten, televisi, terus bikin apa, dan seterusnya. Saya bilang ini enggak milenial," katanya.
Wamenhan menginginkan anggaran bela negara diperbesar, sekaligus mengubah konsep bela negara agar sesuai dan lebih mengena kepada generasi milenial.
"Saya bilang anggarannya kekecilan, anggarannya harus dibesarkan. Kemudian, bela negara ke depan bagaimana? Bela negara yang sangat disukai milenial," katanya, tanpa menyebutkan besaran anggaran.
Ke depan, kata dia, konsep bela negara harus disesuaikan dengan cara berpikir kalangan milenial.
"Cara berpikir milenial itu, kalian semua, supaya saya, "saya Indonesia ini. Saya Indonesia". Nah, itu seperti apa? Itu yang harus dicari," katanya.
Bahkan, kata Sakti, pihaknya tak segan meminta masukan dari seluruh kalangan, termasuk kaum milenial untuk menyusun konsep baru tersebut.
"Itu termasuk dari anda-anda masukannya seperti apa. Tim saya masih melakukan kajian soal itu," katanya.
Baca juga: Kemhan sosialisasikan bela negara kepada siswa SMA di perbatasan
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019