Deputi Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo mengatakan, peralatan pendeteksi angin atau low level windshear alert system (LLWAS) harus bisa dimanfaatkan secara optimal untuk keselamatan penerbangan di Bandara El Tari Kupang.Jadi peralatan ini dapat memberikan peringatan awal kepada pilot tentang perubahan angin yang berlangsung secara tiba-tiba pada ketinggian sampai 500 meter
"Saya berharap, peralatan LLWAS ini bisa dimanfaatkan secara optimal untuk keselamatan di Bandara El Tari Kupang," kata Deputi Meteorologi BMKG Jakarta, Mulyono R Prabowo, di Kupang, Sabtu.
Baca juga: BMKG: Pembahasan sesar aktif gempa sudah saatnya sering dilakukan
Dia mengemukakan hal itu, pada peresmian penggunaan peralatan pendeteksi angin atau low level windshear alert system (LLWAS) yang dipasang di Bandara El Tari Kupang.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat yang bermukim di sekitar Bandara El Tari Kupang untuk membantu penjaga peralatan pendeteksi angin ini, karena peralatan ini berfungsi untuk keselamatan di bandara.
Baca juga: BMKG jelaskan perihal 200 hari tanpa hujan di beberapa daerah
Menurut dia, hanya beberapa bandara besar di Indonesia saja yang sudah memiliki peralatan pendeteksi perubahan angin ini, termasuk Bandara El Tari Kupang.
Baca juga: NTT masuki masa pancaroba, BMKG ingatkan warga waspada
Di area sekitar Bandara El Tari Kupang dipasang delapan peralatan pendeteksi angin.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi mengatakan peralatan ini penting untuk mendeteksi perubahan dan arah kecepatan angin, baik horisontal maupun vertikal karena sangat mempengaruhi take off dan landing sebuah pesawat.
Di Bandara El Tari Kupang sendiri, kata dia, potensi terjadinya perubahan pergerakan angin cukup tinggi, sehingga bisa mengganggu keselamatan penerbangan.
Dia menjelaskan, LLWAS merupakan peralatan yang dapat mendeteksi terjadinya angin yang datang secara tiba-tiba yang dapat mengganggu penerbangan.
"Jadi peralatan ini dapat memberikan peringatan awal kepada pilot tentang perubahan angin yang berlangsung secara tiba-tiba pada ketinggian sampai 500 meter," katanya.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019