"Produk sarung batik ini sudah diekspor ke sejumlah negara seperti ke Thailand, Singapura, Korea, Malaysia, India, Tiongkok, Saudi Arabia, Dubai, dan Hongkong," katanya di Pekalongan, Sabtu.
Menurut dia, produk sarung batik memiliki potensi yang cukup besar untuk dijual ke pasar ekspor dan diminati pasar perdagangan global, khususnya di kawasan Asia.
Pemkot melalui Dindagkop-UKM telah melakukan beragam upaya untuk mengekspansi tujuan ekspor sarung batik, tidak hanya ke negara di kawasan Asia saja, namun juga ke negara lainnya seperti Afrika.
"Sejumlah kawasan di dunia kini sudah mulai dijajaki oleh pelaku ekspor sebagai tujuan pangsa sarung batik," katanya.
Ia mengatakan adanya instruksi Wali Kota Pekalongan mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) memakai sarung batik setiap hari Jumat juga berpengaruh terhadap meningkatnya minat pecinta sarung batik dan kepopuleran produk kerajinan ini.
Selain sarung batik, kata dia, komoditi ekspor asal Kota Pekalongan adalah tekstil yang kini sudah menembus seperti ke Korea, India, Vietnam, Tiongkok, Singapura, dan Bangladesh.
"Adapun jumlah nilai ekspor yang sudah dicapai hingga September 2019 sekitar 15.98 juta dolar AS," katanya.***1***
Pewarta: Kutnadi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019