"Keyakinan tanpa perbuatan tak akan hidup," kata Cayetano mengawali pidatonya di Philippine Arena, Bulacan, Sabtu.
Cayetano yang juga ketua DPR Filipina itu berbicara di depan ribuan atlet dan ofisial dari 11 negara peserta dan juga Presiden Filipina Rodrigo Duterter yang didampingi Sultan Brunei Hassanal Bolkiah yang berada di bangku VVIP.
"Nasib kami di tangan kalian namun kami lakukan apa yang kami yakini. Hari ini kita berkumpul sebagai saudara-saudari, sebagai satu komunitas dari negara-negara Asia Tenggara. Kita berkumpul bersama sebagai anak-anak Tuhan, berharap membangun dunia yang lebih baik.
"Iya, membangun dunia yang lebih baik karena kita hidup di dunia yang penuh dengan rasa sakit dan penderitaan. Dunia yang penuh kelaparan dan kemiskinan. Dunia di mana kebohongan dan berita palsu berada di panggung utama.
Baca juga: Pembukaan SEA Games 2019 munculkan kekayaan budaya Filipina
"Dunia di mana korupsi, kriminalitas dan obat-obatan terlarang menghancurkan generasi selanjutnya," kata Cayetano yang dipilih Duterte mengepalai Phisgoc pada 2017 itu.
Terlepas dari banjir kontroversi yang menyelimuti Phisgoc, mulai dari kontrak yang dipertanyakan hingga kesalahan logistik menjelang SEA Games, Cayetano sejatinya mengingatkan di tengah ketatnya kompetisi, terdapat potensi-potensi dari para atlet dan generasi muda yang memiliki gairah, pengorbanan dan dispilin untuk meraih hasil yang tebaik. Itu "semua yang kita butuhkan untuk membangun dunia yang lebih baik."
Pesan persatuan di tengah keragaman itu juga akan terus digaungkan sepanjang dua pekan pelaksanaan ajang yang menampilkan 530 pertandingan dari 56 cabang olahraga lewat lagu resmi SEA Games 2019 yang bertajuk "We Win As One".
"Kita berdiri hari ini sebagai lawan. Kita berjuang untuk membawa pulang kebanggaan dan bahkan jika kekuatan kita disatukan itu adalah tenaga untuk merubah dunia," demikian lirik lagu ciptaan diva Filipina Lea Salonga itu.
Baca juga: Penyalaan obor Manny Pacquiao akhiri pembukaan SEA Games 2019
Baca juga: Presiden Duterte resmi buka SEA Games 2019
We Win As One yang kalem mungkin tak akan mampu membuat para pendengarnya bergoyang layaknya lagu resmi Asian Games 2018, Meraih Bintang, yang dinyanyikan Via Vallen.
Dia bukan pula tipe lagu yang setiap waktu bisa diputar untuk menggugah semangat para kompetitor, namun pesan persatuan di dalamnya begitu kental mengajak instrospeksi diri sebagai suatu komunitas di kawasan yang memiliki PDB sekitar 3 triliun dolar AS itu, sehingga mengaburkan fakta bahwa dua pekan awal di bulan Desember itu adalah pekan untuk berkompetisi, ajang pembuktikan latihan bertahun-tahun atlet untuk meraih supremasi olahraga di Asia Tenggara.
"Bersama, kita adalah semesta. Kita adalah masa depan dunia. Benar kita bersaing tapi prestasi terbesar adalah ketika kita menang sebagai kesatuan," demikian salah satu bagian chorus lagu.
Pesan itu pun ditekankan oleh Cayetano dalam pidatonya sebelum Duterte menyatakan resmi membuka SEA Games 2019.
"Hari ini kita berdiri tegak untuk mengatakan kepada dunia jika di Asia Tenggara kita bersemangat, kita siap berkorban, kita disiplin, kita yakin dengan kerjasama dan kita sangat percaya jika setiap orang pantas dihormati.
"Hari ini kita berdiri tegak untuk mengatakan kepada dunia jika di Asia Tenggara terdapat banyak keragaman tapi kita tidak takut karena kita penuh keyakinan dan harapan, karena kita melakukan apa yang kita yakini.
"Dan kenapa? Karena kita cinta Tuhan, kita cinta komunitas kita, kita cinta saudara-saudari kita di Asia Tenggara, dan lewat cinta itu, kita berdoa bersama, membangun bersama, bekerja bersama dan menang bersama," pungkas Cateyano, yang mirisnya disebut terlibat kasus dugaan penyelewengan anggaran SEA Games 2019 itu.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019