Menurut Rifqy, salah satu kunci kemenangannya dalam pertandingan babak 32 besar di Kompleks Olahraga Rizal Memorial, Manila, Filipina, adalah mampu memanfaatkan ketidaksiapan mental lawan.
"Sebagai atlet junior, mungkin lawan memiliki beban mental. Jadi dia tidak bisa memaksimalkan permainannya," kata petenis berusia 20 tahun itu kepada Antara usai pertandingan.
Laga menghadapi Ponlok merupakan laga debut Rifqy di ajang SEA Games.
Baca juga: Siap tanding, Indonesia pertahankan komposisi petenis
Namun, hal itu tidak membuat Rifqy gentar. Dia berusaha menikmati persaingan di lapangan demi memenangkan pertandingan.
"Kalah atau menang itu urusan Tuhan, yang penting kita sudah berusaha keras," tutur petenis yang memperkuat tim Indonesia di Piala Davis 2019 pada September 2019 tersebut.
Sayangnya, langkah Rifqy di SEA Games 2019 tidak diikuti petenis putra Indonesia lainnya, Ari Fahresi.
Ari, yang baru berusia 17 tahun, takluk dari unggulan keempat Kasidit Samrej dari Thailand dengan skor 5-7 dan 2-6.
Berikutnya di 16 besar tenis tunggal putra, Rifqy akan menghadapi lawan tangguh yakni unggulan ketiga Hoang Nam Ly dari Vietnam.
LoBaca juga: Aldila buka SEA Games 2019 dengan hadapi petenis tuan rumah Filipina
Baca juga: Pasangan Aldila/Christo tempati unggulan pertama ganda campuran
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019