• Beranda
  • Berita
  • Perjalanan kereta di Stasiun Manggarai kembali normal Senin pagi

Perjalanan kereta di Stasiun Manggarai kembali normal Senin pagi

2 Desember 2019 07:18 WIB
Perjalanan kereta di Stasiun Manggarai kembali normal Senin pagi
Dokumentasi - Sejumlah calon penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (29/10/2019). Penumpukan penumpang terjadi di beberapa stasiun akibat tawuran warga di jalur kereta Manggarai yang sangat menggangu ketertiban umum. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pd/aa.
Kepala Stasiun Manggarai Hendrik Muliyanto mengatakan perjalanan kereta baik KRL 'commuter line' Jabodetabek maupun kereta jarak jauh dan kereta bandara di Stasiun Manggarai kembali normal Senin pagi.

"Perjalanan kereta sudah mulai normal Senin dini hari, untuk pagi ini perjalanan kereta sudah lancar semua arah," kata Hendrik saat dihubungi ANTARA di Jakarta.

Sebelumnya perjalanan kereta api di Stasiun Manggarai sempat mengalami hambatan karena terjadinya tawuran antar warga yang merangsek ke rel dalam Stasiun Manggarai pada Minggu (1/12) malam.

Baca juga: Kondisi anggota polisi yang jadi korban tawuran berangsur pulih

Baca juga: Pelaku tawuran terancam dicabut kepesertaan BPJS dan KJP

Baca juga: Lurah Manggarai merasa dirugikan dengan tawuran di wilayahnya


Tawuran terjadi pada pukul 20.35 WIB hingga pukul 21.17 WIB, yang mengakibatkan perjalanan kereta menjadi tertahan.

Menurut Hendrik, tawuran tersebut mengakibatkan perjalanan kereta mengalami keterlambatan selama 10 hingga 15 menit, khususnya untuk perjalanan KRL commuter line Jabodetabek.

"Efek keterlambatan baru bisa normal lagi pada pukul 00.35 WIB untuk perjalanan kereta terakhir KRL Bekasi," kata Hendrik.

Menurut dia, keterlambatan kereta diakibatkan oleh tawuran tersebut tidak terlalu berdampak signifikan mengingat suasana hari Minggu perjalanan kereta tidak sepadat hari kerja biasanya.

Namun, lanjut dia, keterlambatan kereta akibat adanya tawuran sangat merugikan terutama bagi pengguna jasa kereta api.

"Tentu kami dirugikan dengan keterlambatan perjalanan kereta, terutama warga pengguna kereta banyak yang terpaksa turun dan beralih moda transportasi," kata Hendrik.

Menurut Hendrik, upaya mencegah tawuran masuk ke rel di Stasiun Manggarai telah dilakukan, seperti membangun tembok semi permanen di sekitar lokasi.

Tembok semi permanen terbuat dari seng dibangun setelah tembok permanen yang memisahkan akses masuk warga ke rel stasiun dibongkar karena adanya proyek pembangunan rel ganda di Stasiun Manggarai.

Tetapi, lanjut Hendrik, tembok semi permanen tersebut dijebol oleh massa yang jumlahnya cukup banyak, sehingga tawuran pun merangsek ke dalam rel di Stasiun Manggarai.

"Tawuran awalnya pecah dekat Pasaraya dan Jembatan Jagakarsa, dihalau petugas merangsek ke atas rel, mereka merobohkan tembok permanen," kata Hendrik.

Terjadinya peristiwa tawuran ini juga dibenarkan oleh Camat Tebet, Dyan Airlangga yang mengatakan tawuran hanya terjadi selama 15 menit.

"Yes mbak (ada tawuran) enggak lama, 15 menit," kata Dyan saat dikonfirmasi melalui pesan WA.

Dyan menyebutkan pemicu tawuran sama seperti biasanya karena ada provokasi di media sosial.

Tawuran dapat dibubarkan setelah aparat tiba di lokasi dan memukul mundur massa menggunakan gas air mata. Informasi tawuran Manggarai ini tersebar luas di sejumlah akun media sosial.

Tidak hanya perjalanan kereta yang terganggu pada malam kejadian, tetapi perjalanan kendaraan bermotor juga terhambat baik dari arah Matraman menuju Saharjo, maupun sebaliknya. Banyak pengendara memilih berhenti di Jalan Saharjo menghindari tawuran.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019