• Beranda
  • Berita
  • Wisata kesehatan akan dikembangkan di Surakarta dan sekitarnya

Wisata kesehatan akan dikembangkan di Surakarta dan sekitarnya

2 Desember 2019 17:18 WIB
Wisata kesehatan akan dikembangkan di Surakarta dan sekitarnya
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Hasta Gunawan saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto: ANTARA/Aris Wasita)

Ternyata sektor ini menjadi proyek superprioritas Joglosemar oleh Kemenpar seiring dengan potensi wisata kebugaran yang ada di Soloraya

Pemerintah Kota Surakarta segera menginventarisasi potensi wisata kesehatan seiring dengan peluncuran Katalog Wisata Kesehatan dan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI.

"Ternyata sektor ini menjadi proyek superprioritas Joglosemar oleh Kemenpar seiring dengan potensi wisata kebugaran yang ada di Soloraya," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Hasta Gunawan di Solo, Senin.

Ia mengatakan beberapa yang akan segera diinvetarisasi di antaranya panti pijat dan spa. Menurut dia, baik panti pijat urat dan refleksi maupun tempat spa, dikatakannya, khusus di Kota Solo jumlahnya mencapai puluhan.

"Sekarang trennya kan untuk kebugaran sekaligus perawatan tubuh. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melihat itu sebagai peluang. Terlebih wilayah yang sudah maju pariwisatanya, seperti Bali dan Batam keberadaan tempat-tempat kebugaran seperti ini tumbuh subur," katanya.

Baca juga: Kemenparekraf dan Kemenkes sepakat kembangkan wisata kesehatan

Meski demikian, pihaknya tidak ingin inventarisasi ini terkesan kontraproduktif dengan upaya Pemkot Surakarta yang juga sedang mengembangkan pariwisata religi.

"Yang kami tahu, dari puluhan tempat spa ini, paling tidak baru separuhnya yang punya izin. Ini tanda bahwa kami harus segera menertibkan, termasuk sertifikasi terapisnya. Jangan sampai jadi berseberangan dengan pengembangan wisata religi," katanya.

Selain tempat kebugaran, dikatakannya, potensi lain yang layak dilirik yaitu industri jamu yang ada di Kota Solo.

Ia mengatakan sebetulnya industri jamu produksi rumahan yang ada di Kota Solo tidak kalah dengan Kabupaten Sukoharjo yang selama ini sudah terkenal sebagai Kota Jamu.

"Bedanya hanya Solo belum di-branding saja. Solo juga diuntungkan dengan keberadaan pasar-pasar tradisional seperti Pasar Ledoksari Jebres, Pasar Legi dan Pasar Gede yang menjual banyak bahan untuk jamu," katanya.

Selanjutnya, pihaknya juga akan menggarap potensi wisata olahraga.

Baca juga: Penang-Firefly tawarkan paket wisata kesehatan halal

'Ini sedang kami siapkan, di tahun ini dan tahun 2020 lomba-lomba olahraga akan kami kemas dengan nuansa pariwisata," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan banyak potensi wisata kesehatan yang bisa dikembangkan di Indonesia.

Ia mengatakan ada empat klaster wisata kesehatan yang akan dikembangkan, yaitu wisata medis, wisata kebugaran dan jamu, wisata olahraga yang mendukung kesehatan, dan wisata ilmiah kesehatan.

Ada lima daerah yang diunggulkan untuk sektor wisata ini, yaitu Semarang, Yogyakarta, Solo, Bali, dan Jakarta.

Baca juga: Pengelola kampung wisata berharap adanya keterlibatan pemerintah

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019