Yura mengatakan bahwa proyek ini berangkat dari keinginannya untuk melibatkan dan menyampaikan pesan lagunya, "Merakit" (2018), ke semua orang tak terkecuali tuna netra dan tuna rungu.
"Dari lagu 'Merakit' itu aku dipertemukan banyak orang-orang hebat seperti Bunda Galuh (praktisi tuna rungu). Teman-teman tuna rungu juga bisa menikmati lagu itu dengan cara bahasa isyarat karena musik seharusmya adalah bahasa universal," kata Yura dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rahasia Yura Yunita jaga stamina saat bernyanyi
Baca juga: Yura "Merakit" bersama tunanetra untuk konser Anggun C Sasmi
Penyanyi berusia 28 tahun itu menilai bahwa bahasa isyarat memiliki sesuatu yang "magis" dan bisa mendorong baik penyandang tuna rungu maupun dirinya ketika menyelami makna sebuah lagu.
"Bahasa isyarat pun juga magis. Bagaimana mereka bisa tahu temponya, teman-teman tuli juga bisa mendengarkan lagu itu," ujar Yura.
Proyek "Merakit Ruang Kolaborasi" itu nantinya akan menghadirkan berbagai pelatihan bagi para tuna netra dan tuna rungu di M Bloc Space pada 15 dan 20 Desember.
Terdapat empat pelatihan, mulai dari kelas memasak, kelas kecantikan, kelas fotografi dan videografi, hingga kelas perkusi.
Pelatihan ini diisi oleh para praktisi terbaik dari masing-masing bidang antara lain Touch and Play (perkusi), Parti Gastronomi (memasak), Wardah (kecantikan), dan sutradara Raditya Bramantya (videografi).
Tak hanya berisi pelatihan saja, Yura juga akan mengajak peserta untuk berkolaborasi dengan beberapa musikus nasional untuk berduet.
Baca juga: Haru biru Yura Yunita di Java Jazz 2018
Baca juga: Yura Yunita luncurkan video musik "Merakit" dalam bahasa isyarat
Baca juga: Yura Yunita persembahkan lagu baru "Buktikan"
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019