Padahal kita juga memiliki sumur-sumur minyak yang bisa berproduksi ditingkatkan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta perusahaan-perusahaan migas nasional untuk menggenjot produksi lifting.
Di Kantor Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin, Menko Maritim mengumpulkan beberapa perusahaan besar migas.
Ia menjelaskan telah meminta sejumlah perusahaan memberikan identifikasi mengenai tren penurunan lifting migas, di mana dari 800 ribu menjadi 700 ribu barel per hari.
Arahan Luhut diantaranya adalah peningkatan lifting migas hingga 1 juta barel per hari. Hal tersebut seiring dengan keinginan Presiden Jokowi untuk menekan defisit impor migas.
Dalam kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo menginginkan agar impor minyak dan gas dikurangi sehingga persoalan terkait defisit neraca transaksi berjalan bisa diselesaikan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan selama bertahun-tahun defisit neraca transaksi berjalan di Indonesia tak kunjung selesai.“Karena kita tahu yang namanya impor migas gede banget. Padahal kita juga memiliki sumur-sumur minyak yang bisa berproduksi ditingkatkan. Yang mestinya produksinya ditingkatkan. Kalau betul-betul berkurang baru impor, bukan menggantungkan terus pada impor dan lifting produksi minyak kita turun terus,” kata Presiden.
Selain itu berkaitan dengan substitusi impor jika bisa diproduksi di dalam negeri maka tak semestinya dilakukan impor.
“Contoh tadi minyak dan pembangunan kilang minyaknya, refinerinya. Sudah 30 tahun lebih kita enggak bangun satu kilang pun. Kalau kilang dibangun itu ada turunannya nanti,” katanya.
Ia menegaskan, petrokimia turunannya banyak dan beragam sementara Indonesia masih mengimpor petrokimia.
Baca juga: SKK Migas: harga gas rendah sebabkan lifting migas tak tercapai
Baca juga: Exxon Mobil penyumbang lifting minyak terbesar
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019