Bursa saham Australia jatuh pada awal perdagangan Selasa pagi, ketika pengumuman mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump mengguncang pasar internasional.Presiden AS memberlakukan tarif pada baja dan aluminium Brazil dan Argentina yang mengguncang pasar investasi
Pada pukul 10.30 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 112,20 poin atau 1,64 persen menjadi 6.750,10 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas turun 112,50 poin atau 1,62 persen pada 6.852,80 poin.
"Presiden AS memberlakukan tarif pada baja dan aluminium Brazil dan Argentina yang mengguncang pasar investasi," kata Kepala Strategi CMC Markets Michael McCarthy.
Semua sektor melemah tajam dan hanya empat saham yang berhasil menguat pada awal perdagangan, salah satunya, perusahaan emas Silver Lake Resource melonjak 2,15 persen.
Sementara itu, "Reserve Bank of Australia (bank sentral Australia) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan terakhir 2019 hari ini," kata McCarthy.
Di sektor keuangan, sahambank-bank besar Australia merosot dengan Commonwealth Bank turun 1,57 persen, National Australia Bank turun 1,27 persen, Westpac Bank turun 0,77 persen dan ANZ turun 1,04 persen.
Saham-saham pertambangan melemah dengan BHP turun 1,23 persen, Rio Tinto turun 1,09 persen, Fortescue Metals turun 1,20 persen dan penambang emas Newcrest turun 2,01 persen.
Saham produsen-produsen minyak dan gas sebagian besar lebih rendah dengan Oil Search turun 1,58 persen dan Woodside Petroleum turun 0,94 persen, namun Santos naik 0,74 persen.
Baca juga: Harga minyak naik, ditopang pembicaraan pembatasan pasokan OPEC+
Saham supermarket terbesar Australia anjlok dengan Coles jatuh 2,39 persen dan Woolworths turun 2,39 persen.
Sementara itu, saham raksasa telekomunikasi Telstra merosot 1,43 persen, perusahaan penerbangan nasional Qantas kehilangan 1,23 persen dan perusahaan biomedis CSL turun 1,75 persen.
Baca juga: Wall Street ditutup merosot, saham Boeing dan American Express jatuhBaca juga: Harga emas jatuh, investor cerna data ekonomi AS dan ChinaBaca juga: Dolar jatuh, terseret data ekonomi AS yang suram
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019