Menurut Senior Account Strategist Criteo Asia Tenggara, Taiwan dan Hongkong, McCarl Leonardo, salah satu faktor yang membuat tanggal tersebut menjadi populer, adalah karena Indonesia merupakan pencetus Harbolnas 12.12 dibandingkan negara lainnya.
"Di negara lain, seperti China melalui Alibaba yang mengenalkan Singles Day (11.11), tanggal itu lebih populer dibandingkan Indonesia. Sedangkan Indonesia menginisiasi 12.12 lebih dulu," kata McCarl di Jakarta, Selasa.
"Itulah yg membuat orang Indonesia lebih familier dan excited dengan Harbolnas 12.12 dan mempengaruhi kepopulerannya," ujarnya melanjutkan.
Berdasarkan data riset dari platform advertising untuk open internet network, Criteo S.A (NASDAQ: CRTO), Harbolnas 12.12 di tahun 2018 menghasilkan tingkat konversi tertinggi penjualan ritel daring (e-commerce) hingga 94 persen.
"Dibandingkan dengan musim belanja lainnya, penjualan ritel pada 12.12 tumbuh dengan masif setiap tahun," kata McCarl.
Faktor lainnya adalah karena momentum 12.12 yang dekat dan lekat dengan liburan akhir tahun, sehingga menggugah keinginan konsumen untuk berbelanja melalui e-commerce.
"Dan ini juga memberikan peluang bagi para pemain ritel untuk berinteraksi dengan para pelanggan dengan user interface (UI) yang mudah dan memberikan pengalaman belanja unik bagi pelanggan," kata McCarl.
Baca juga: Criteo: Belanja daring Indonesia bergairah meski ekonomi global melesu
Baca juga: Pelaku ritel Indonesia didorong kenalkan produk baru genjot konsumsi
Baca juga: Belanja online 11.11, J&T Express klaim pengiriman melonjak 70 persen
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019