• Beranda
  • Berita
  • "Lumbung Beras Wakaf" di Blora-Jateng diresmikan ACT

"Lumbung Beras Wakaf" di Blora-Jateng diresmikan ACT

4 Desember 2019 20:26 WIB
"Lumbung Beras Wakaf" di Blora-Jateng diresmikan ACT
Lumbung beras wakaf hasil binaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, diresmikan Rabu (4/12/2019). (FOTO ANTARA/Ahmad Nazaruddin Lathif)

Keberadaan Lumbung Pangan Wakaf (LPW) binaan Global-ACT ini memang bertujuan untuk memasok distribusi beras gratis di wilayah Jateng dan Jatim

Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan "Lumbung Beras Wakaf" di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang nantinya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Peresmian 'Lumbung Beras Wakaf" yang mampu memasok beras dan diberikan secara gratis kepada masyarakat hingga 1.000 ton per bulan itu, ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin beserta Asisten I Setda Kabupaten Blora Purwadi Setiana, Rabu, di Blora.

Peresmian lumbung pangan tersebut juga ditandai dengan pendistribusian sebanyak 5 ton beras untuk 1.000 warga kurang mampu di Desa Jipang, Kecamatan Cepu dan warga sekitar.

Masyarakat juga dipertontonkan keberadaan "humanity rice truck"  yang akan mendistribusikan beras bagi keluarga prasejahtera serta "humanity food truck" yang siap memberikan makanan siap santap bagi masyarakat.

Menurut Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin keberadaan Lumbung Pangan Wakaf (LPW) binaan Global-ACT ini memang bertujuan untuk memasok distribusi beras gratis di wilayah Jateng dan Jatim.

Akan tetapi, karena produktivitasnya bisa mencapai 600 ton beras per bulan, seringkali didistribusikan untuk masyarakat luar negeri, selain didukung lumbung lainnya.

Lumbung pangan di Blora ini, dianggap yang paling strategis untuk menyediakan beras guna didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Lumbung pangan lainnya yang ikut memasok pendistribusian bantuan beras, yakni lumbung pangan di Karawang dan Tasikmalaya di Jawa Barat.

Keberadaan lumbung pangan di Blora tersebut, kata dia, juga menguntungkan petani setempat karena dibeli dengan harga wajar, sekalipun saat musim panen yang harganya sering kali jatuh.

Total lahan yang dibutuhkan untuk memasok lumbung pangan yang dikelola ACT mencapai 1.000 hektare sehingga pasokan gabah tidak hanya dari daerah lumbung pangan tersebut berada, melainkan dipasok pula dari daerah lainnya.

Lumbung pangan di Blora ini, juga mengandalkan pasokan gabah dari Kabupaten tetangga.

Rencana mendatang, kata dia, ACT akan memberikan bantuan biaya tanam, mulai dari pengolahan lahan, bibit hingga pupuk.

Keberhasilan ACT membangun lumbung pangan, kata dia, tidak terlepas dari dana wakaf yang diterima dari masyarakat.

"Untuk itu, kami mengajak masyarakat mewakafkan dananya agar lumbung pangan bisa dimunculkan di daerah lainnya," kata Ahyudin.

  Asisten I Setda Kabupaten Blora Purwadi Setiana menyambut positif karena peran ACT di Blora sangat luar biasa hingga ada lumbung pangan wakaf.

"Kami berharap keberadaan lumbung pangan ini akan semakin berkembang sehingga masyarakat juga ikut diuntungkan," ujarnya.

Surati, salah seorang warga Desa Jipang mengaku sangat terbantu dengan hadirnya lumbung pangan karena sudah berulang Kali mendapatkan bantuan beras 5 kilogram secara gratis. 

Baca juga: ACT bagikan 10 ton beras per hari selama Jelajah Humanity Rice Truck

Baca juga: Konser kemanusiaan ACT Jateng terhimpun dana Rp435.774.456

Baca juga: ACT Jatim dukung penambahan lumbung beras wakaf

Baca juga: ACT gelar peringatan Hari Santri dengan membagikan beras ke ponpes

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019