• Beranda
  • Berita
  • Setelah berpisah 20 tahun, ibu dan anak Palestina bertemu di Mesir

Setelah berpisah 20 tahun, ibu dan anak Palestina bertemu di Mesir

5 Desember 2019 08:26 WIB
Setelah berpisah 20 tahun, ibu dan anak Palestina bertemu di Mesir
Seorang kerabat memeluk seorang warga Palestina anggota Hamas yang menghilang di Mesir dengan yang lain beberapa tahun lalu, setelah kedatangannya di Kota Gaza, Kamis (28/2/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/cfo (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)
Wartawan Palestina Amjad Yaghi baru berusia sembilan tahun ketika sang ibu meninggalkan Jalur Gaza ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun setelah berpisah selama 20 tahun, akhirnya mereka bertemu kembali pekan ini.

Setekah kepergiannya dari Gaza pada 1999, ibu Yaghi, Nevine Zouheir, tidak dapat kembali ke Gaza lantaran sakit tulang belakang yang diderita, yang mengharuskannya menjalankan operasi.

Meski telah berupaya 14 kali untuk melihatnya, Yaghi tidak bisa keluar dari Gaza karena kelompok Hamas mengambil kendali wilayah tersebut pada 2007 dan Israel dan juga Mesir memberlakukan blokade yang mencakup pembatasan perjalanan.

 Yaghi diundang untuk menghadiri konferensi di luar negeri namun ia menerima izin perjalanan hanya setelah acara tersebut selesai, membuatnya tak memiliki alasan yang tepat untuk menyeberangi perbatasan, hingga akhirnya kini  di Yaghi diberikan visa untuk memasuki Mesir melalui Jordania dan ia pun menuju apartemen ibunya di Kota Nile Delta, Benha pada Senin.

Saat sang ibu melihatnya dari balkon, ia pun meneriakkan nama putranya itu. Zouheir bergegas turun untuk memeluk anaknya dan mereka saling berpegangan erat melepas rindu.

"Begitu sulit, mengetahui kamu bisa meninggal tanpa mewujudkan impianmu, tanpa melihat keluargamu yakni ibumu," kata Yaghi, yang mengalami luka akibat konflik bersenjata dengan Israel pada 2009.

Baca juga: Pemerintah Otonomi Palestina tarik staf dari penyeberangan Rafah dengan Mesir
"Di setiap situasi, kamu membutuhkan seorang ibu. Memang, saya berusia 29 tahun. Tetapi saya membutuhkan ibu di samping saya," katanya. "Saya memiliki saudara yang semuanya hebat, tetapi seorang ibu penting di sebuah negara yang hidup di bawah pendudukan."

Terkait masalah keamanan, Israel menjaga ketat kontrol terhadap pergerakan warga Palestina di dalam dan di luar Jalur Gaza, yang dirampas oleh Israel dalam Perang Timur Tegah 1967.

Mesir hanya sesekali membuka perbatasan di kota Rafah untuk memperbolehkan orang-orang tertentu melintas, seperti pemegang paspor asing, pelajar dan mereka yang membutuhkan perawatan medis.

Sumber: Reuters
Baca juga: Mesir desak Israel hentikan kekerasan di Gaza
​​​​​​​
Baca juga: Mesir buka perbatasan dengan Gaza selama empat hari

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019