• Beranda
  • Berita
  • Wamenkeu: Bonus demografi solusi atasi jebakan pendapatan menengah

Wamenkeu: Bonus demografi solusi atasi jebakan pendapatan menengah

5 Desember 2019 13:34 WIB
Wamenkeu: Bonus demografi solusi atasi jebakan pendapatan menengah
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat membuka Forum Internasional Tahunan Kebijakan Publik dan Pembangunan Ekonomi (AIFED) ke-9 di Nusa Dua, Bali, Kamis (5/12/2019). (Antara News/Dewa Wiguna)
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bonus demografi Indonesia merupakan potensi besar sebagai salah satu solusi keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

"Untuk sektor tenaga kerja, kita tidak perlu khawatir dengan kuantitas tapi kualitasnya yang perlu dipikirkan," katanya saat membuka Forum Internasional Tahunan Kebijakan Publik dan Pembangunan Ekonomi (AIFED) ke-9 di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Menurut dia, bonus demografi yang dimiliki Indonesia sebagai modal dari sumber daya manusia sehingga menjadi prioritas untuk ditingkatkan kualitasnya pada pemerintahan kedua Presiden Jokowi.

Pada periode pemerintahan kedua Jokowi tahun 2019-2024, pembangunan SDM menjadi prioritas untuk mendukung ekonomi Indonesia, selain melanjutkan infrastruktur dan reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi.

Dalam pemaparannya, Suahasil mengungkapkan penguatan SDM dilakukan dengan menjamin kesehatan sejak masa kehamilan untuk mencegah stunting hingga kualitas pendidikan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, dari Rp2.540 triliun belanja negara, lima persen di antaranya untuk kesehatan dan 20 persen untuk pendidikan.

Pemerintah juga memberikan insentif pajak kepada dunia usaha yang berkontribusi memberikan pelatihan kepada SDM.

Dengan begitu, ada SDM Indonesia memiliki kemampuan dan mendapatkan alih teknologi dari perusahaan asing dan dalam negeri yang beroperasi di Tanah Air.

Dalam pemaparannya itu, Suahasil juga mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 menyebutkan kualitas tenaga kerja di Indonesia masih rendah.

Statistik itu menyebutkan sekitar 60 persen pekerja memiliki latar belakang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Untuk itu, meningkatkan produktivitas tenaga kerja di sektor manufaktur merupakan hal yang penting karena sektor itu menghasilkan pendapatan atau produktivitas tinggi.

Kementerian Keuangan memproyeksikan prospek Indonesia tahun 2024 dengan jumlah penduduk mencapai 319 juta dengan 47 persen merupakan usia produktif.

Kemenkeu memproyeksikan Indonesia akan keluar dari jebakan negara berpendapatan rendah tahun 2036 dengan pendapatan per kapita mencapai 16.877 per dolar AS.

Tahun 2015, pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai 3.377 per dolar AS dan tahun 2020 diproyeksikan mencapai 4.546 per dolar AS.


Baca juga: Bonus demografi momentum lahirkan SDM industri berbasis inovasi
Baca juga: Lapangan kerja usia produktif harus disiapkan pemerintah, sebut Menko
Baca juga: Kemenperin persiapkan pengusaha muda kreatif hadapi bonus demografi

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019