PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V akan melakukan peremajaan (replanting) kebun kelapa sawit plasma seluas 17.000 hektare dari total luas lahan kebun sawit yang dikelola sebesar 77.451 hektare.Saat ini 'replanting' kebun plasma sudah mencapai 4.000 hektare
"Dalam kaitannya dengan kesejahteraan petani rakyat, kami memiliki program lima tahun ke depan. Kami akan melakukan tanam ulang atas 17.000 hektare plasma kami," kata Direktur Utama PTPN V Jatmiko Krisna Santosa dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR di Kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta, Kamis.
Baca juga: PTPN V targetkan sertifikasi ISCC untuk seluruh unit pabrik
Jatmiko menjelaskan saat ini replanting kebun plasma sudah mencapai 4.000 hektare. Ia pun optimistis hingga lima tahun ke depan replanting kebun plasma dapat mencapai target 17.000 hektare.
Adapun PTPN V merupakan perusahaan perkebunan di bawah naungan Holding Perkebunan Nusantara dengan wilayah usaha di Provinsi Riau.
PTPN V memiliki total konsesi lahan sekitar 92.000 hektare dengan wilayah tertanam 83.357 ha terdiri dari perkebunan kelapa sawit seluas 77.451,7 ha dan perkebunan karet 5.906 ha.
Dari catatan kinerja operasional dan keuangan, produksi tandan buah segar (TBS) mengalami peningkatan, yakni dari 2,3 juta ton pada 2016, menjadi 2,4 juta ton dan 2018 sebesar 2,6 juta ton.
"Produktivitas TBS kami meningkat dari 2016 sebesar 18 ton per hektare; kemudian 2017 sebesar 19 ton per ha; 2018 sekitar 21,5 ton per ha dan 2019 ini tembus di 24 ton per ha," kata Jatmiko.
Adapun pendapatan perusahaan tercatat pada 2016 sebesar 4,5 triliun; kemudian 2017 meningkat menjadi Rp5 triliun karena harga CPO global yang meningkat, dan kemudian turun pada 2018 sebesar Rp4,78 triliun karena harga CPO yang hanya berkisar Rp6.500 per kg pada 2018.
PTPN V juga mencatat laba yang meningkat dalam kurun tiga tahun terakhir, yakni Rp28,8 miliar pada 2016; Rp170 miliar pada 2017; dan Rp208 miliar pada 2018.
Baca juga: Dirut PTPN XIII akui perusahaannya paling hancur, rugi Rp605 miliar
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019