Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo merilis tiga produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yakni Atlas Peta Lahan Gambut berskala 1:50.000, Smart Soil Kensing Kit, serta Agricultural War Room (AWR) Balitbangkan, pada peringatan Hari Tanah se-Dunia, tanggal 5 Desember.Pengelolaan lahan harus dilakukan sebaik mungkin
Rilis ketiga produk Balitbangtan tersebut dilakukan Syahrul Yasin Limpo di Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Balitbangtan, di Cimanggu, Kota Bogor, Kamis.
Menurut Syahrul Yasin Limpo yang populer dengan singkatan SYL, tanah atau lahan sangat penting untuk terus dijaga dengan melakukan konservasi guna mencegah kerusakan lingkugan. "Pengelolaan lahan harus dilakukan sebaik mungkin," kata Syahrul.
Menurut dia, bersikap abai dan sewenang-wenangan terhadap tanah dan lahan akan menimbulkan banyak kerugian bagi bangsa dan negara, sehingga semua pihak harus memperlakukan tanah secara baik.
Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian BBSDLP Balitbangtan Yiyi Sulaeman menjelaskan ketiga produk yang dirilis pada peringatan Hari Tanah Se-Dunia, pada Kamis hari ini, memiliki fungsi untuk pemanfaatan lahan yang semakin ramah lingkungan.
Menurut dia, lahan gambut adalah sumber daya lahan yang tergolong rentan, sehingga pemanfaatan dan pengelolaannya memerlukan pemahaman yang baik tentang karakteristik tanahnya dan sebarannya.
Pemetaan lahan gambut di Indonesia, kata dia, telah dimulai sejak tahun 1865 oleh Oades kewarganegaraan Belanda yang bekerja di lembaga Bodenkundig yang saat ini menjadi BBSDLP.
Lahan gambut di Indonesia ada sekitar 14,9 juta hektare, yakni tersebar di pantai timur Sumatera seluas 6,4 juta hektare, di Pulau Kalimantan 4,8 juta hektare, Papua 3,7 juta hektare, serta di Sulawesi.
Produk Balitbangtan berikutnya adalah Smart Soil Sensing Kit, yakni cara baru mendeteksi hara dan keperluan pupuk yang cepat dan murah.
Menurut Yiyi, selama ini untuk memperoleh informasi terkait sifat-sifat tanah lama untuk pengujian analisis kimia di laboratorium dan biaya yang tidak sedikit. "Kini, dengan perkembangan teknologi 4.0 di mana semua informasi termasuk informasi kesuburan tanah dapat ditetapkan dengan cepat, tepat, dan ramah lingkungan, melalui Smart Soil Sensing Kit," katanya.
Kemudian, Balitbangtan juga mengembangkan intelligence room. Menurut Yiyi, Balitbangtan mengembangkan intelligence room sebagai bentuk AWR Balitbangtan.
"Inteligence room ini berfungsi sebagai ruang operasional dan komando lingkup Balitbangtan sekaligus untuk penguatan monitoring, pelaporan, dan verifikasi kegiatan strategis Kementan terkait penelitian dan pengembangan," katanya.
Baca juga: Dipamerkan prototipe pengelolaan sumber daya alam, ini bentuknya
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019