Harga ini tidak lebih rendah dari harga rata-rata penutupan selama sembilan puluh hari terakhir sebelum tanggal penjualan yakni senilai Rp2.436 per saham.
Dalam rilis perseroan yang diterima Jumat, disebutkan proses penjualan saham ini sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
Baca juga: Bukit Asam: Efisiensi cara hadapi harga komoditas global fluktuatif
Sebelumnya, Bukit Asam juga telah melakukan penjualan saham treasuri pada April 2019 sebanyak 63,17 juta lembar saham dengan harga Rp4.220 per lembar saham dan Mei 2019 lalu sebanyak 490, 72 juta lembar saham dengan harga Rp 3.400 per lembar saham, sehingga harga rata-rata penjualan sebesar Rp 3.347.
Hingga Desember 2019, total penjualan saham treasuri telah mencapai 649, 98 juta lembar saham atau senilai Rp 2,17 Triliun.
Hasil penjualan saham treasuri ini nantinya akan digunakan untuk pembiayaan sejumlah proyek pengembangan Bukit Asam yang sedang berjalan, khususnya proyek gasifikasi untuk mendukung program hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Baca juga: Tekan logistik, Bukit Asam akan akuisisi tambang di luar Sumatera
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019