Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan tujuh poin utama dari pertemuan bilateral berkonsep "2+2" antara Indonesia dengan Australia yang digelar di Bali, Jumat.Ini adalah pertemuan '2+2' pertama di masa pemerintahan baru, hal ini menunjukkan kuatnya ikatan hubungan antara Indonesia-Australia dan komitmen untuk terus meningkatkan kerja sama berdasarkan asas kesetaraan dan saling menghormati integritas wilaya
"Ini adalah pertemuan '2+2' pertama di masa pemerintahan baru, hal ini menunjukkan kuatnya ikatan hubungan antara Indonesia-Australia dan komitmen untuk terus meningkatkan kerja sama berdasarkan asas kesetaraan dan saling menghormati integritas wilayah negara lain," ujar Menlu Retno dalam pernyataan pers bersama.
Bersama Menlu Retno, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menghadiri pertemuan tersebut. Keduanya berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds.
Ketujuh poin utama dari pertemuan "2+2" Menhan-Menlu Indonesia dan Australia yang dipaparkan oleh Menlu Retno adalah sebagai berikut.
Pertama, Indonesia dan Australia sebagai mitra yang menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan, telah memiliki kemitraan strategis komprehensif, dan kedua negara akan segera menyelesaikan rencana aksi untuk menerapkan kemitraan tersebut.
Baca juga: Indonesia, Australia bahas pengiriman pasukan penjaga perdamaian PBB
Poin kedua adalah mengenai apresiasi Indonesia atas dukungan Australia terhadap konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific -- yang digagas Indonesia -- serta terhadap sentralitas ASEAN.
Baca juga: Indonesia apresiasi dukungan Australia terhadap ASEAN Outlook
Ketiga, Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat hubungan kerja sama di kawasan Pasifik, khususnya menyangkut isu perubahan iklim serta pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan perempuan.
Pada poin keempat, Menlu Retno menekankan komitmen kedua negara atas ekonomi yang terbuka dengan menjalankan prinsip kerja sama perdagangan investasi yang adil dan saling menguntungkan, termasuk meningkatkan proses perjanjian kerja sama perdagangan komprehensif.
Baca juga: Akhirnya perjanjian kemitraan Indonesia-Australia CEPA resmi ditandatangani
Sementara poin kelima dan keenam mencakup isu ancaman terorisme, keamanan siber, serta pengutamaan partisipasi perempuan dalam proses penciptaan perdamaian dan keamanan.
Ketujuh, Indonesia menyampaikan undangan kepada Australia untuk hadir dalam konferensi internasional mengenai diplomasi digital yang akan diselenggarakan tahun depan di Indonesia.
"Selain itu kita juga melakukan pertukaran pikiran mengenai beberapa isu kawasan dan isu internasional, antara lain terkait dengan Palestina, Afghanistan, dan Rakhine State," ujar Retno.
Baca juga: Menhan, Menlu RI sambut Menhan, Menlu Australia di Bali
Pewarta: Suwanti
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019