Data itu diungkap dalam rapat bersama di Gedung DPRD DKI, Minggu.
"Dinkes sebut lebih dari 50 ribu warga Jakarta terinveksi HIV/AID, kita mau tahu penanganan terpadunya dari Dinas Kesehatan seperti apa?," kata Yudha.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan, pihaknya sudah mendorong penyediaan obat untuk menekan penyakit HIV lewat Antiretroviral (ARV) di Puskesmas- Puskesmas taraf kecamatan.
"Langkah kita menjadikan DKI Jakarta sebagai provinsi yang pertama kali mendorong ARV bisa didapatkan di Puskesmas. Kalau dulu provinsi lain, RV hanya ada di rumah sakit, "kata Widyastuti.
Baca juga: YPI hilangkan stigma ODHA sebagai beban
Baca juga: DKI gelar pemeriksaan HIV gratis untuk 10.000 orang
Selain mendorong pengobatan ARV, pihaknya juga menggandeng beberapa lembaga swadaya masyarakat yang memiliki konsentrasi terhadap isu bahayanya virus HIV.
"Kalau LSM besar ada 10-15 kelompok berdampingan dengan kita untuk penjangkauan tadi. LSM itu mengikuti kelompok-kelompoknya seperti untuk pengidap HIV dari kelompok PSK, atau kelompok untuk LSL (Lelaki Suka Lelaki)," kata Widyastuti.
Widyastuti mengatakan, 50.000 pengidap HIV positif yang ada di Jakarta itu mengalami peningkatan pengidap sebanyak 100 persen dari kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL).
"Kelompok ini (LSL) memang meningkat sekali. Dulu kan angkanya kecil. Dulu landai grafiknya. Taunya malah meningkat drastis. Makanya penjangkauan kita sekarang diperkuat ke semua segmen," kata Widyastuti.
Pada 2019, kelompok LSL menyumbang sebanyak 13 persen pengidap HIV di Provinsi DKI Jakarta, meningkat dua kali lipat dari tua tahun sebelumnya pada 2017 yang hanya sebesar 5 persen.
Baca juga: Dinkes DKI: 78 ibu hamil terinfeksi HIV
Baca juga: Wilayah Jakarta mana yang paling banyak HIV/AIDS?
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019