Dalam kegiatannya, anggaran tersebut akan digunakan BPBD untuk penyediaan komunikasi, informasi dan edukasi kebencanaan dalam bentuk pengadaan mobil dan ruangan simulator bencana.
"Ini program yang bagus, mobil dan ruang itu bisa melakukan simulasi jika terjadi gempa. Jadi saat ada bencana, masyarakat tidak panik dan sudah tahu apa yang harus diperbuat," kata Sekretaris Komisi A Dani Anwar saat dihubungi, Minggu.
BPBD DKI Jakarta mengajukan anggaran sebesar itu dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang kini dibahas dalam rapat komisi untuk menetapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD Tahun Anggaran 2020.
Di lain kesempatan, Kepala BPBD DKI Jakarta Subejo mengatakan, nantinya ruang simulator bencana dibuka di kantor BPBD, Jalan Petojo, Gambir, Jakarta Pusat.
"Di ruang simulator itu ada simulator gempa, simulator kebakaran, simulator banjir dan ruang berasap. Itu ada di kantor kami dan gratis siapa saja boleh mencoba. Petugas kami juga akan memberikan informasi terkait bencana itu," kata dia, Sabtu (7/12).
Baca juga: Ini imbauan BPBD DKI Jakarta hadapi ancaman bencana
Baca juga: BPBD DKI ajak warga sayangi ibu kota dengan pengendalian polusi udara
Adapun mobil simulator akan berkeliling ke seluruh sekolah yang ada di ibu kota dengan tujuan mengedukasi para pelajar sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika mengalami bencana alam.
"Bentuknya truk tapi ada ruang simulatornya, kalau mobil hanya ada simulator gempa saja. Target kami ke sekolah-sekolah karena saat ini ada 5001 sekolah dan 1749 madrasah, untuk mempermudah edukasi, kami yang akan keliling," kata Subejo.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019