Dalam partai final nan ketat itu, Praveen Jordan yang berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti menuntaskan ganda Malaysia Soon Huat/Shevon Jemie Lai dalam tiga gim, 21-19, 19-21, dan 23-21.
Medali emas ini merupakan yang kedua bagi Indonesia setelah nomor beregu putra
Final ganda campuran antara Praven/Melati melawan Goh/Lai berlangsung ketat dan relatif berimbang, dan inilah perjalanan pasangan Indonesia merebut poin demi poin untuk memastikan medali emas kedua dari bulu tangkis itu.
Mengawali gim pertama, Praven/Melati terlihat belum fokus sehingga memberikan tiga poin awal kepada Goh/Lai. Setelah itu, pasangan Indonesia bangkit dan menyamakan pada kedudukan 6-6.
Baca juga: Praveen/Melati rebut emas SEA Games 2019
Praven/Melati bahkan bisa melewati angka Goh/Lai dan unggul 11-9 saat interval. Usai interval, fokus Praven/Melati kembali hilang sehingga Goh/Lai menuai poin dengan mudah untuk unggul 16-12.
Setelah itu pasangan Indonesia kembali bermain fokus untuk mengejar dan menutup gim pertama dengan skor 21-19.
Gim kedua diawali dengan perebutan angka ketat sampai sama kuat 7-7. Setelah itu Goh/Lai melejit hingga unggul pada interval dalam kedudukan 11-9.
Usai interval Praven/Melati sempat menyusul 18-17 untuk kemudian menyamakan 19-19. Sebuah kesalahan Melati menutup gim kedua 19-21 untuk pasangan Malaysia.
Baca juga: Hendro raih emas jalan cepat 20km
Mengawali gim ketiga, Praven/Melati langsung tertinggal 0-4 dan kemudian 3-7.
Setelah itu pukulan-pukulan Praven yang diarahkan kepada Goh, membuat pasangan Indonesia menuai poin demi poin untuk menyamakan kedudukan menjadi 8-8.
Namun saat interval Praven/Melati tertinggal 10-11. Usai interval, perolehan angka kembali ketat. Praven/Melati mencapai angka 20 terlebih dahulu, tapi disamakan pasangan Malaysia.
Setelah terjadi dua kali duece, sergapan Praven mengakhiri pertandingan dengan 23-21 sekaligus memastikan Indonesia menambah koleksi emas dari cabang olah raga bulu tangkis.
Baca juga: Timnas U-22 Indonesia siap tempur kontra Vietnam
Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019