• Beranda
  • Berita
  • Pebasket Prancis didenda karena tak tatap bendera China

Pebasket Prancis didenda karena tak tatap bendera China

9 Desember 2019 16:55 WIB
Pebasket Prancis didenda karena tak tatap bendera China
Guerschon Yabusele (tengah) saat masih berkostum Boston Celtics. Yabusele diberi peringatan keras dan denda 10.000 yuan karena tak mau menatap bendera China. (AFP/Maddie Meyer)
Seorang mantan pemain NBA asal Prancis ditegur dan kemudian didenda 1.400 dolar AS oleh badan bola basket China karena tak mau menatap bendera China selagi lagu kebangsaan negeri itu diperdengarkan sebelum sebuah pertandingan mulai.

Para pemain Asosiasi Bola Basket China (CBA) diwajibkan menatap lambang kenegaraan China itu selama lagu kebangsaan "March of the Volunteers" atau
Yiyongjun Jinxingqu diperdengarkan, tetapi tayangan-tayangan televisi menunjukkan pebasket bernama Guerschon Yabusele yang bermain untuk klub Nanjing Tongxi Monkey King itu menundukkan kepala sebelum laga Jumat itu mulai.

Yabusele diberi peringatan keras dan denda 10.000 yuan karena tak mau menatap bendera yang adalah wajib, kata CBA dalam satu pernyataan seperti dikutip AFP.

Baca juga: China pertimbangkan hukuman penjara bagi peleceh bendera, lagu kebangsaan

Yabusele, yang pernah menjadi forward Boston Celtics selama dua musim sebelum bergabung dengan tim CBA tersebut tahun ini, tak berkomentar apa-apa atas insiden itu.

Pemerintah China kian gencar mempromosikan patriotisme di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping dengan sebuah legislasi diloloskan pada 2017 yang menghukum siapa pun yang tidak menghormati lagu kebangsaan dengan ancaman hukuman penjara tiga tahun.

Pandangan terhadap sanksi untuk Yabusele terbelah di media sosial China.

"Dia senang menghasilkan uang dari China, tetapi dia tak menghormati China," tulis seseorang di platform media sosial Weibo.

Tapi banyak juga yang menganggap hukuman itu terlalu keras.

Baca juga: China dan Kroasia ikut Liga Musim Panas NBA

"Omong kosong. Pertama, dia bukan orang China. Lebih dari itu, dia berdiri dan sama sekali tidak memperlihatkan bahasa tubuh yang menghina," balas yang lain seperti dikutip AFP.

"Dia kan menundukkan kepalanya. Jadi apa sih ini? Pada zaman apa sih CBA hidup? Ini 50 tahun ketinggalan zaman," sambung yang lainnya.

Yabusele bukan atlet asing pertama yang melanggar aturan patriotis itu di China.

Tahun lalu, gelandang Shandong Luneng asal Brazil, Diego Tardelli, dijatuhi larangan bermain satu pertandingan karena mengusap wajahnya selagi lagu kebangsaan diperdengarkan menjelang mulainya sebuah pertandingan sepak bola.

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019