Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Kabupaten Takalar mendukung Gerakan Kebangkitan Udang Windu di Sulsel dengan mendistribusikan bantuan 45 juta benur di Sulsel sepanjang 2019.Undang windu kini gencar dikembangkan lagi di tengah banyaknya petani yang mengembangkan udang vaname di lapangan
"Undang windu kini gencar dikembangkan lagi di tengah banyaknya petani yang mengembangkan udang vaname di lapangan," kata Kepala BPBAP Kabupaten Takalar Nono Hartanto menanggapi upaya peningkatan produksi udang di Sulsel, Senin.
Dia mengatakan penyaluran bantuan benih sudah dilakukan dalam tiga tahun terakhir sejak 2017. Sementara produksi benur di BPBAP Takalar rata-rata 65 juta benur per tahun.
Benur yang diproduksi itu, lanjut dia, selain disalurkan sebagai bantuan benih, juga sebagian dijual kepada masyarakat umum.
Baca juga: KKP prioritaskan pengembangan budi daya udang sistem kluster
Khusus pengembangan udang di BPBAP Takalar diakui sebagian besar jenis vaname, sementara udang windu dikembangkan di BPBAP di Kabupaten Pinrang, Sulsel.
Untuk pengembangan benur di BPBAP Takalar rata-rata produksi 4 ton per petak dari 4 petak yang dikelola dengan total 4.000 meter persegi.
Terkait pengaruh musim dengan pengembangan benur, Nono mengatakan tidak ada masalah karena benur dikembangkan dalam ruangan sesuai suhu kamar.
Baca juga: KKP gandeng OJK luncurkan asuransi usaha budidaya udang komersial
"Hanya ketika sudah dikembangkan di luar ruangan yakni di tambak, akan terpengaruh dengan musim. Kalau musim kemarau salinitas airnya mencapai 40 - 60 ml kurang baik untuk perkembangan udang. Sebaliknya jika musim hujan, akan baik untuk perkembangan udang," katanya.
Mengenai keunggulan dan kelemahannya kedua jenis udang yang dikembangkan yakni udang windu dan vaname, Nono mengatakan masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya, namun sepanjang memenuhi kaidah-kaidah budidaya, akan mendapatkan hasil yang baik.
Baca juga: Pelaku usaha apresiasi KKP fokus kembangkan komoditas udang
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019