“Ini memang pedagangnya kebanyakan dari luar bukan korban kebakaran. Berdasarkan rapat ada 104 PKL Senen yang jadi korban kebakaran kebakaran. Tapi saat didata lagi ada hampir dua kali lipat pedagang Senen, makanya ini banyakan dari luar,” kata Sanusi saat ditemui di Senen, Jakarta Pusat, Senin.
Temuan itu dibenarkan oleh Camat Senen Ronny Japriko mengenai PKL yang berjualan saat ini di trotoar Senen bukan hanya berasal dari warga Senen namun juga dari luar daerah.
Hal ini disebabkan karena para korban Pasar Senen yang terbakar pada 2017 lalu sudah tertampung di pasar- pasar lain baik di Metro Atom Pasar Baru dan Blok III Pasar Senen.
“Semua pedagang ini memang tidak semua korban kebakaran, malah sebagian besar pedagang luar yang mencari kesempatan untuk jualan murah di pinggir jalan,” kata Ronny.
Senada dengan Dewan Kota dan Camat Senen, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Senen Bosane menyebut PKL yang ada di trotoar Senen dan bukan berasal dari daerah Senen itu sebagai pedagang siluman.
“Iya itu pedagang siluman yang datang dari berbagai daerah. Bukan warga asli Senen, bukan korban kebakaran,” ujar Bosane.
Baca juga: Dekot sarankan Lurah Pasar Baru buat sambutan bagi pedagang eks Senen
Baca juga: Pemkot akan pindahkan PKL Senen ke Pasar Baru
Baca juga: PD Pasar Jaya siap fasilitiasi PKL Senen yang direlokasi ke Kenari
Sebelumnya, diketahui Pemerintah Kota Jakarta Pusat melarang PKL Senen untuk berjualan sejak awal Desember 2019 karena laporan masyarakat yang resah terhadap keberadaan mereka.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan pihaknya sudah menyediakan lokasi lain agar para PKL Senen dapat berjualan dengan tertata di Pasar Metro Atom sejak terjadi penolakan terhadap Pasar Kenari yang sebelumnya menjadi kandidat pertama lokasi relokasi pedagang.
Oleh karena itu, untuk memastikan agar para PKL tidak berdagang kembali Pemerintah Kota Jakarta Pusat menurunkan 600 personel menjaga trotoar dan sekitar Pasar Senen agar tetap steril dari pedagang pada Senin (9/12).
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019