Wilda Sugandi dan kawan-kawan mengawali pertandingan dengan bagus meski mendapatkan teror dari suporter tuan rumah. Pengumpulan poin pun berlangsung dengan ketat meski akhirnya mampu mengakhiri set pertama dengan skor 25-20.
Memasuki set kedua, persaingan justru bertambah ketat. Tuan rumah yang tidak ingin malu di kandang terus menekan melalui Mary Joy maupun melalui sang kapten Marabo Abigail. Hasilnya memang cukup signifikasi. Indonesia dibuat menyerah dengan skor 24-26.
Kedudukan 1-1 membuat semangat Megawati Hangesti dan kawan-kawan terlecut. Pertandingan pun mampu dikuasai yang dampaknya poin demi poin bertambah. Timnas pun akhirnya mengakhiri set ketiga dengan skor 25-15.
Pada set keempat kejadian seperti di set kedua kembali terjadi. Tuan rumah mampu mengurung permainan anak asuh Oktavian itu. Upaya untuk mengejar ketertinggalan gagal tercapai dan timnas kembali menyerah 20-25 dan membuat kedudukan menjadi 2-2.
Baca juga: Kalah dua kali, voli putri Indonesia tetap optimistis meraih medali
Baca juga: Voli Putri diuntungkan di laga perdana lawan Thailand
Set kelima pun harus dimainkan. Tim tuan rumah yang mendapatkan dukungan penuh penonton mampu memberikan perlawanan sengit. Hanya saja, berkat ketenangan bermain Wilda dan kawan-kawan mampu memenangkan pertandingan dengan skor 16-14 dan membuat kedudukan menjadi 3-2.
"Alhamdulillah tetap dapat medali setelah menang 3-2. Pertandingan tadi penuh tekanan. Tidak hanya dari tim lawan, tapi juga dari penonton yang memadati stadion," kata manajer tim bola voli Indonesia, Santiaji Gunawan usai pertandingan.
Menurut dia, kunci dari kemenangan tim putri ini adalah ketenangan pemain. Apalagi kualitas pemain kedua tim hampir sama dan yang membedakan adalah semangat dan teknis di lapangan.
Jika Indonesia meraih perunggu, untuk medali emas direbut oleh Thailand setelah di final mengalahkan Vietnam dengan skor 3-0 (25-15, 25-15, 25-17).
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019
