Sesuai jadwal resmi SEA Games 2019, Selasa, lagu kebangsaan Vietnam itu sengaja dinyanyikan di acara penutupan untuk menandai bahwa tuan rumah berikutnya pesta olahraga terbesar dua tahunan di Asia Tenggara itu adalah di Vietnam dengan Ibu Kota Hanoi.
Selain penunjukkan tuan rumah SEA Games 2021, pesta penutupan juga dihibur penampilan tari dari Aeta Festival Dancers of Porac The Manila Concert Choir, atau tari-tarian modern dari grup tari negara setempat.
Kemudian pidato penutupan yang disampaikan Pimpinan Phisgoc, Alan Peter Cayetno dan Komite Olahraga negara setempat, Abraham Tolentino.
Selain itu, juga dilakukan parade atlet dan beberapa pendukung SEA Games 2019 lainnya, dan tampilan video beberapa peristiwa olahraga selama berlangsungnya kejuaraan dengan iringan lagu resmi SEA Games yang berjudul We Win As One.
Sehari sebelum penutupan, kontingen Indonesia masih bercokol di posisi keempat klasemen sementara, dan diprediksi susah merebut posisinya awal di dua besar, karena perolehan medali hanya tinggal satu hari tersisa.
Sebelumnya pada Minggu (8/12), Indonesia sempat menempati posisi kedua, dan sehari kemudian Indonesia harus melorot di urutan keempat perolehan medali setelah digusur oleh Thailand dan Vietnam.
Dalam laman resmi SEA Games 2019, kontingen Indonesia hingga pukul 15.00 waktu Manila hanya mengumpulkan 70 emas, 76 perak dan 102 perunggu, sedangkan peringkat tiga dVietnam meraih 80 emas, 81 perak dan 95 perunggu.
Sedangkan Thailand di peringkat dua mengumpulkan 85 emas, 92 perak dan 107 perunggu. Dan tuan rumah Filipina digdaya dengan 140 emas, 104 perak serta 108 perunggu.
Baca juga: Pengamat: Indonesia diprediksi sulit tembus dua besar
Baca juga: Kenapa Indonesia bisa disalip Thailand dan Vietnam, ini analisisnya
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019