• Beranda
  • Berita
  • Cloud, AI, dan Machine Learning percepat inovasi digital di sektor manufaktur

Cloud, AI, dan Machine Learning percepat inovasi digital di sektor manufaktur

10 Desember 2019 18:36 WIB
Cloud, AI, dan Machine Learning percepat inovasi digital di sektor manufaktur
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Pixabay/geralt)
Jakarta (ANTARA) – Industri manufaktur Indonesia mulai gencar mengadopsi teknologi digital terbaru dalam revolusi industri 4.0 terutama kecerdasan buatan (AI), machine learning, dan internet of things (IoT) yang semua berbasis cloud. Teknologi digital terbaru itu digunakan untuk menopang inovasi manufaktur sehingga meningkatkan efisiensi sekaligus menggenjot produktivitas, serta mampu mengatur skalabilitas produksi untuk mencapai fleksibilitas dan kegesitan operasional.

Hal ini disampaikan oleh VP Product Management Cloud & UC Telkomtelstra Arief Rakhmatsyah di acara “Digital Innovation in The Manufacturing Sector” dalam Manufaktur Indonesia 2019 di Jakarta, Selasa.

"Kehadiran sensor yang terhubung dengan IoT memungkinkan perusahaan manufaktur untuk mencapai efisiensi operasional, skalabilitas produksi, kegesitan, sekaligus meningkatkan produktivitas di saat peak season," ujar Arief.

Berdasarkan riset Gartner IoT Forecast Tools 2018, akan ada 153 ribu benda yang akan terkoneksi dengan IoT di Indonesia hingga 2020. Pertumbuhan IoT di Indonesia mencapai rata-rata majemuk (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 19% sampai akhir 2022.

Karena itu, menurut dia, dibutuhkan solusi-solusi terdepan untuk menjawab tantangan tersebut. Telkomtelstra sebagai cloud provider menyediakan sistem berbasis azure yang sangat lengkap dengan keunggulan end-to-end dari cloud hingga edge computing.

“Sebab, setiap perangkat IoT mengirim data/informasi terus-menerus, kalau langsung ke cloud bisa berat. Terlalu jauh komunikasinya, maka cloud juga perlu perpanjangan tangan. Keunggulannya, edge computing itu sudah ada machine learning di dalamnya,” paparnya.

Chaiman Asosiasi Big Data & AI Indonesia Rudi Rusdiah menilai, penggunaan artificial intelligence, machine learning, dan IoT yang marak di sektor manufaktur di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan ke depan. Salah satu tantangan itu adalah sumber daya manusia (SDM) yang membutuhkan keahlian tertentu.

“Adopsi teknologi digital terbaru seperti artificial intelligence, machine learning, dan IoT makin tumbuh pesat di sektor manufaktur di Indonesia. Hal ini merupakan kelanjutan dari sistem otomasi di sektor manufaktur yang telah berkembang dari 10 tahun lalu, kemudian beralih ke arah efisiensi dan kegesitan dalam operasi,” tukasnya.


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019