Pembukaan lahan dengan cara membakar memang dianggap lebih mudah, praktis dan ekonomis serta tidak memerlukan biaya mahal. Lain halnya dengan menggunakan metode tanpa bakar yang memerlukan biaya mahal dan peralatan modern (alat berat), kata Wakil Bupati Barito Utara Sugianto Panala Putra di sela-sela melakukan penanaman padi di lahan PLTB di Desa Malawaken, Selasa.
"Namun, upaya tersebut harus tetap dicoba untuk dipraktikkan dan diaplikasikan kepada kelompok tani, sehingga pada nantinya program pertanian secara menetap bisa terwujud, baik pertanian padi, jagung maupun komoditi pertanian lainnya," kata dia membacakan sambutan Bupati Nadalsyah pada kegiatan tersebut.
Kabupaten Barito Utara merupakan salah satu kabupaten yang cukup berhasil dalam program penanaman jagung yang lokasinya tersebar di beberapa wilayah kecamatan, dan hasil panen dari jagung sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Barito Utara.
Baca juga: Kalsel buka lahan pertanian 250 ribu hektare melalui program Serasi
Baca juga: PTPN X gandeng Perhutani buka lahan budi daya tebu di Bojonegoro
Baca juga: Dishut Papua Barat imbau warga tak bakar kebun
"Manfaat dari metode PLTB ini yaitu tidak menimbulkan pencemaran udara yang berasal dari asap pembakaran vegetasi, membantu menurunkan emisi gas rumah kaca terutama dari gas karbondioksida (CO2)," kata dia.
Selain itu, memperbaiki bahan organik tanah dan kadar air dan dalam jangka panjang akan menjamin keberlangsungan dan kelestarian lingkungan. Dengan metode PLTB materi hasil tebangan (cabang, dahan, ranting dan daun) yang telah membusuk nantinya akan menjadi pupuk alami yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.
“Untuk itu pada kesempatan ini, saya mengimbau pula kepada para Camat agar lebih intens lagi dalam memperkenalkan metode tersebut kepada warganya, sehingga bisa meminimalisir kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Barito Utara," kata Sugianto.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara Suriawan Prihandi mengatakan kegiatan ini diikuti anggota dan pengurus kelompok tani yang ada di Barito Utara, terutama bagi kelompok tani jagung dan padi ladang atau komoditi pertanian lainnya dengan jumlah peserta kurang lebih 100 orang.*
Baca juga: Perusahaan perkebunan diminta tidak buka lahan dengan membakar
Baca juga: Pembakar lahan tertangkap tangan, sengaja untuk buka lahan pertanian
Baca juga: BRG perkenalkan cara buka lahan gambut tanpa api
Pewarta: Kasriadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019