"Patut kita sayangkan kesalipnya kita di posisi kedua karena ada tiga cabang olahraga yang dimana Vietnam dan Thailand ikut, tapi kita tidak ikut. Seperti gulat, hoki, tenis meja dan beberapa cabang olahraga yang belum ada federasinya," kata Zainudin ditemui di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa malam.
Baca juga: Kenapa Indonesia bisa disalip Thailand dan Vietnam, ini analisisnya
Zainudin mengatakan, kedua negara Vietnam dan Thailand mampu meraih pundi-pundi emas dari cabang olahraga yang tidak diikuti Indonesia di SEA Games 2019, sehingga mereka berhasil menggeser posisi Indonesia.
"Di situlah mereka mendulang emas, dan kita tidak bisa ikut karena ada masalah internal yang tidak bisa dibereskan sebelum SEA Games 2019 berlangsung," katanya.
Zainudin mengatakan, ada banyak sekali medali yang diperebutkan di cabang olahraga dimana Indonesia tidak bisa ikut, sehingga posisi Indonesia tergusur ke peringkat empat.
"Oleh karena itu, saya akan minta kepada KONI melalui teman-teman yang ada untuk segera membereskan masalah internal, supaya ke depan tidak terjadi lagi," katanya.
Baca juga: Target medali terlampaui, Indonesia tidak boleh dilamun euforia
Meski demikian, Zainudin tetap bersyukur berada di posisi empat dengan total 72 medali emas, sebab pada SEA Games sebelumnya hanya mendapatkan 38 medali emas.
"Kami bersyukur bahwa di sini saya sampaikan target awal 60 medali, dan akhirnya dapat melebih dengan total 72 medali. Hal ini satu hal yang luar biasa, dan saya kira perlu bersyukur," katanya.
Zainudin mengaku, Presiden Joko Widodo juga akan memahami, karena mendapatkan jauh lebih baik dibanding SEA Games 2017 yang hanya dengan 38 medali emas.
"SEA Games kali ini juga bertujuan memberi kesempatan atlet junior sehingga hasilnya tidak apa-apa dan bisa dibuat pengalaman bagi mereka, khususnya yang baru pertama kali," katanya.
Baca juga: Indonesia gagal raih medali emas sepak bola, takluk 0-3 dari Vietnam
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019