"Sebagai kader PDI Perjuangan, saya bangga dengan Bu Risma, yang telah menunjukkan jatidirinya sebagai kader pelopor, seperti diamanatkan Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Agatha Retnosari, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, wali kota perempuan pertama Surabaya itu telah membawa Kota Pahlawan ini mendunia. Kota Surabaya kerap menjadi rujukan kota-kota di dunia untuk berbagai program pembangunan, mulai keberlanjutan lingkungan, penataan kawasan, ruang terbuka hijau, hingga e-government.
"Bu Risma telah menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, melalui kerja-kerja nyata yang terukur dan berpihak kepada wong cilik, sehingga mendapat pengakuan publik nasional dan internasional," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Surabaya bahas transportasi ramah iklim di forum PBB
Saat ini Risma tercatat sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan. Dalam dua kali Pilkada Surabaya, Risma dicalonkan oleh PDIP. Saat Pilkada Surabaya tahun 2015, perolehan suaranya sangat meyakinkan sebanyak 86,3 persen.
Aghata mengatakan kiprah Wali Kota Risma saat ini memang mendunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kerap mengundang Risma untuk berbagi inovasi dalam memajukan sebuah wilayah urban yang kompleks seperti Surabaya. Bahkan Pangeran Charles dari Inggris pun pernah mengundang Risma untuk mempresentasikan pengelolaan sampah di Kota Pahlawan.
Pada September 2018, Wali Kota Risma terpilih sebagai Presiden United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac), periode 2018-2020. UCLG adalah wadah internasional untuk kota, pemerintah daerah dan regional, dan asosiasi kota di seluruh dunia.
Mei 2018, Risma juga telah diundang Raja Arab Saudi Salman bin Albudaziz al Saud. Ia diundang menjadi pembicara tentang negara berkesejahteraan. Risma mempresentasikan kebijakan Pemkot Surabaya untuk memujudkan kota manusiawi dan bermartabat. Termasuk, apa saja yang dilakukan untu melayani warga miskin.
Sedangkan yang terbaru, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengundang Wali Kota Risma, 11-12 Desember 2019, di ATO Congresium, Ankara. Risma diminta sebagai keynote speaker di forum "International Forum of Women in Local Governments" yang digelar untuk memperingati Hari Hak Perempuan.
"Kepemimpinan Bu Risma bukan hanya meletakkan standar kepemimpinan yang kredibel tentang bagaimana sebuah kota dikelola untuk memenuhi hak warga, tapi juga mampu membangun kebanggaan bagi Surabaya dan Jawa Timur," ujar Agatha yang juga anggota DPRD Provinsi Jatim.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Khusnul Khotimah menambahkan, kehadiran Risma di forum internasional yang kredibel memberi bukti bahwa politisi perempuan bukan hanya pelengkap di jagat politik Tanah Air.
"Kiprah Ibu Megawati Soekarnoputri, Mbak Puan Maharani, Bu Risma, dan sejumlah politisi perempuan lainnya telah memberi warna bagi dunia politik Indonesia, yang selama puluhan tahun sebelumnya bersifat maskulin. Kehadiran politisi perempuan menginjeksikan kebijakan yang penuh empati dan welas asih kepada rakyat kecil," kata Khusnul yang juga ketua Komisi D DRPD Kota Surabaya.
Baca juga: Megawati lantik Tri Rismaharini sebagai Ketua DPP PDIP
Sementara itu, Wakil Bendahara DPC PDIP Kota Surabaya Habsari Savitri menilai, kiprah Risma mampu membangkitkan kepercayaan diri kaum perempuan untuk berkiprah di ruang publik.
"Kaum perempuan tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, karena mereka terbukti mampu bekerja dengan baik di ruang-ruang publik, menumbuhkan harapan bagi rakyat kepada sosok ibu yang selalu memberi cinta tanpa syarat," ujarnya.
Dari sisi komunikasi, lanjut Habsari, kiprah Risma di dunia internasional juga secara otomatis mempromosikan Surabaya dan Jawa Timur.
"Surabaya adalah main gate Jawa Timur. Maka ketika pembangunan Surabaya begitu diakui dunia internasional, pada saat itu pula nama Jawa Timur terangkat. Itu bisa menumbuhkan geliat ekspor Jatim dan Surabaya ke dunia, juga menarik minat turis untuk datang ke daerah ini," ujarnya.
Baca juga: Tri Rismaharini bocorkan kunci raih penghargaan WEA di Singapura
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019