BRI Syariah akan menggenjot pembiayaan kepada usaha kecil menengah (UKM) melalui perusahaan penyedia layanan pinjam meminjam dalam jaringan, Investree dengan alokasi dana tahap awal mencapai Rp50 miliar.Ini merupakan yang pertama di Indonesia karena selama ini belum ada fintech bekerja sama dengan institusi syariah
"Kami sediakan anggaran segitu nanti kalau perkembangannya bagus, mengapa tidak (ditambah) karena ini baru pertama kali, piloting," kata Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah Fidri Arnaldy dalam Konferensi Investree di Jakarta, Kamis.
Alokasi dana itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan Fidri Arnaldy dengan Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi di sela-sela Konferensi Investree 2019 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta.
Menurut dia, alasan anak usaha Bank BRI itu memilih Investree karena sejalan dengan program BRI Syariah mendorong pembiayaan berdasarkan prinsip Islam, seiring makin banyaknya minat nasabah.
Baca juga: Fintech Indonesia ekspansi bisnis di pasar Asia Tenggara
Nantinya skema yang akan dijalankan, kata dia, data nasabah didapatkan melalui fintech kemudian aplikasi pinjaman nasabah akan dianalisis dan pembiayaan ditentukan oleh BRI Syariah.
"Rata-rata yang kami sinergikan 60 persen, misalnya muncul invoice Rp100 juta, 60 persen dari itu kami berikan, maksimalnya," imbuhnya.
Sementara itu, kata Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan kerja sama itu menjadi yang pertama di Indonesia antara fintech dengan perbankan syariah.
Ia menambahkan pembiayaan syariah selama ini di Investree mencapai 10 persen dari total portofolio perusahaan pinjam meminjam dalam jaringan itu.
Perusahaan fintech itu mencatat realisasi nilai pinjaman mencapai Rp2,4 triliun hingga November 2019 atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2018 mencapai Rp1,1 triliun
Baca juga: Fintech berbasis syariah di Indonesia dinilai masih terbatas
Secara akumulatif, fintech itu sudah membukukan realisasi pinjaman sebesar Rp4,2 triliun sejak didirikan empat tahun lalu dengan total 6.500 peminjaman.
"Ini merupakan yang pertama di Indonesia karena selama ini belum ada fintech bekerja sama dengan institusi syariah," kata Adrian.
Dia menjelaskan penetrasi pasar syariah di Tanah Air masih tergolong kecil yakni sekitar enam persen padahal Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
Dengan kerja sama itu, ia mengharapkan dapat memajukan perekonomian umat karena penyaluran pembiayaan dilakukan berdasarkan prinsip Islam.
"Sekarang bagaimana caranya digitalisasi, membuat akses layanan syariah jauh lebih bisa dijangkau, bagaimana pengguna bisa akses syariah jauh lebih optimal karena potensi syariah besar," katanya.
Baca juga: BRI Syariah - Dompet Dhuafa garap layanan digital inklusi keuangan
Dengan masuknya dukungan dari BRI Syariah, menambah komposisi institusi dari lembaga jasa keuangan atau bank yang memberikan pembiayaan melalui fintech tersebut.
Saat ini, lanjut dia, komposisi dari sisi nilai pinjaman, lanjut dia, 30 persen berasal dari institusi seperti lembaga jasa keuangan atau bank sedangkan sisanya adalah investor individu dan badan hukum lainnya.
Tahun 2020, ia memproyeksikan institusi seperti bank akan mengisi 50 persen dari sisi nilai pinjaman.
Adrian juga memproyeksikan tahun 2020 persentase pinjaman melalui fintech tersebut akan tumbuh double digit karena dukungan ekosistem digital serta mitra.
Baca juga: Investree bukukan realisasi pinjaman Rp2,4 triliun
Baca juga: BRI perkuat kerja sama penyaluran pinjaman tekfin dengan Investree
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019