• Beranda
  • Berita
  • Populasi Lutung Jawa di Muaragembong Bekasi terancam

Populasi Lutung Jawa di Muaragembong Bekasi terancam

12 Desember 2019 18:26 WIB
Populasi Lutung Jawa di Muaragembong Bekasi terancam
Lutung Jawa yang berhabitat di Kampung Muara Bendera, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (Foto: Pradita Kurniawan Syah).

Kita hanya mengingatkan masyarakat kalau keberadaan hewan-hewan itu sangat penting. Jadi jangan sampai punah. Kita berharap ada campur tangan pemerintah daerah. Agar mereka tetap punya lahan untuk hidup

Populasi Lutung Jawa di Kampung Muara Bendera, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus terancam mengingat saat ini hanya tersisa tidak lebih dari 81 ekor.

Ancaman terbesar adalah menyusutnya hutan mangrove yang menjadi habitat Lutung Jawa. Penyusutan itu disebabkan penebangan hutan secara ilegal oleh masyarakat.

"Setiap tahun ada penyusutan 10 sampai 20 meter. Bahkan sejak 1980 sampai 2015, hutan mangrove seluas tiga kilometer sudah hilang," kata Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Aliansi Pemuda Bahagia Tangguh (Alipbata), Kurtubi, Kamis.

Ia mengatakan menyusutnya hutan mangrove itu berdampak pada berkurangnya sumber makanan lutung sehingga terkadang hewan dilindungi tersebut berkelahi berebut makanan.

"Mereka berebut makanan karena sumber makanan berkurang. Bahkan ada yang sampai berkelahi. Tiga minggu yang lalu saja ada induk lutung yang mati karena tidak ada makanan," ungkapnya.

Kurtubi menjelaskan dalam kondisi normal satu kelompok kecil Lutung Jawa yang berjumlah tujuh sampai 10 ekor membutuhkan lahan untuk mencari makan di area seluas 12 hektare.

"Sedangkan saat ini di muara Sungai Citarum Selatan cuma tujuh hektare, itu pun warga masih menebang pohon mangrove," katanya.

Sebenarnya populasi Lutung Jawa jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan akibat perburuan perimata tersebut kini sudah menurun drastis.

"Lutung Jawa saat ini sudah mulai banyak. Sayangnya lahan tempat mereka mencari makan yang berkurang. Ini juga menjadi ancaman. Karena jumlah mereka bisa menyusut lagi. Kalau perburuan liar ramai terjadi tahun 2013 lalu sekarang sudah tidak ada," katanya.

Dia mengaku selain Lutung Jawa di Muaragembong dihuni hewan liar yang tinggal di hutan mangrove seperti kera, elang bondol, dan bangau.

"Yang dilindungi di sini memang Lutung Jawa tapi hewan lain juga banyak di sini. Makanya, kalau mangrove hilang, hewan-hewan itu juga lama-lama akan hilang," ucapnya.

Kurtubi berharap ada campur tangan pemerintah untuk mencegah Lutung Jawa punah karena sebagai kelompok yang memiliki kepedulian pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak.

"Kita hanya mengingatkan masyarakat kalau keberadaan hewan-hewan itu sangat penting. Jadi jangan sampai punah. Kita berharap ada campur tangan pemerintah daerah. Agar mereka tetap punya lahan untuk hidup," kata dia.

Camat Muaragembong, Lukman Hakim membenarkan habitat Lutung Jawa semakin terancam terlebih saat ini belum ada lembaga yang peduli dan serius terhadap keberadaan Lutung Jawa di wilayahnya.

"Cuma bingung mau kemana koordinasinya. Cakupan wilayah kerjanya di Kabupaten Bekasi di mana," katanya.

Lukman mengaku keberadaan Lutung Jawa di Muaragembong dapat menjadi potensi wisata alam jika dikembangkan sebab keberadaan hewan berbulu hitam lebat tersebut bisa menunjang objek wisata Pantai Beting.

"Kalau diurus (keberadaan lutung jawa di Muaragembong) bisa seperti Pulau Komodo di NTT yang mendunia. Jadi namanya nanti bisa jadi Pulau Lutung Jawa," kata Lukman.

Baca juga: BBKSDA ungkap penjualan Lutung Jawa

Baca juga: Penjualan lutung jawa lewat Facebook dan BBM terungkap di Jatim

Baca juga: Tiga generasi Lutung Jawa hilang

 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019