Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat hingga Jumat sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat virus hog cholera atau kolera babi.berdasarkan ilmunya, ini (babi) kemungkinan akan habis semua
Kepala Balai Veteriner Medan Agustia, Jumat mengatakan bahwa kematian ternak babi ini sangat cepat yaitu yang terlapor rata-rata 1.000 - 2.000 ekor per hari.
Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati terindikasi African Swine Fever (ASF), namun Menteri Pertanian hingga saat ini belum menyatakannya (declare).
Baca juga: Mentan akan isolasi daerah terjangkit virus Kolera Babi
Baca juga: Sudah 27.070 babi mati di Sumut akibat Hog Cholera
Dikatakannya, virus hog cholera sudah pernah dinyatakan tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumut terjadi pada kurun tahun 1993 - 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.
"Berdasarkan ilmunya, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pemain di case ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," katanya.
Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.
Pihaknya yakin masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi dan menguburnya secara swadaya.
"Enam belas kabupaten/kota itu memang kantong ternak babi atau populasi babi di Sumut," katanya.
Baca juga: Virus ASF tak pengaruhi ekspor babi Kepri ke Singapura
Baca juga: Karantina Denpasar perketat pengawasan cegah Flu Babi Afrika
Baca juga: Ikan di Perairan Belawan layak dikonsumsi sesuai uji lab, sebut HNSI
Baca juga: Karantina Denpasar perketat pengawasan cegah Flu Babi Afrika
Baca juga: Ikan di Perairan Belawan layak dikonsumsi sesuai uji lab, sebut HNSI
Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019