Direktur CPRO Hendri Laiman mengatakan, pada awal tahun 2019, CPRO melalui anak usahanya PT Central Windu Sejati, kembali meluncurkan makanan kucing yang diproduksi di Sepanjang-Sidoarjo dengan merek CLEO. CLEO diproyeksikan akan menyusul kesuksesan BOLT bersama dengan HIRO, merek premium dikategori makanan ikan koi yang tahun ini berhasil mempenetrasi pangsa pasar ikan hias premium.
"Ketiga merek andalan ini akan menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis Divisi Petfood, yang diproyeksikanakan tumbuh sebesar 30% ditahun 2020," ujar Hendri.
Selain itu, tambah Hendri, pihaknya pun berencana untuk melakukan ekspansi kapasitas pabrik pakan ikan apung dan pakan hewan peliharaan pada tahun 2020. Seperti yang pernah kami sampaikan sebelumnya, permintaan akan pakan ikan apung kerap melampaui kapasitas pabrik CPRO.
"Investasinya sekitar Rp50 miliar, dengan penambahan kapasitas hingga 40.000 ton," ungkapnya.
Sampai pada kuartal ketiga tahun ini, CPRO telah membukukan penjualan sebesar Rp5,5 triliun, sedikit lebih rendah dari penjualan kuartal ketiga tahun 2018 sebesar Rp5,6 trilliun. Namun demikian, pencapaian EBITDA hingga kuartal ketiga pada tahun 2019 mencapai Rp458 miliar, naik sebesar 17 persen dari Rp390 miliar dari tahun 2018. Peningkatan EBITDA ini melanjutkan tren perbaikan hasil kinerja CPRO dalam beberapa tahun terakhir, di mana EBITDA pada tahun 2018 sebesar Rp536 miliarjuga meningkat 15 persen dari pencapaian EBITDA tahun 2017 sebesar Rp465 miliar.
"Meski EBITDA CPRO pada tahun 2019 diproyeksikan akan mencapai target di kisaran Rp600-650 miliar, namun pencapaian EBITDA pada penghujung tahun 2019 dan 2020 diprediksi akan tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor," tukas Hendri.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019