Menurut Deputi CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, pihaknya menjadi operator seluler pertama yang sudah mengenalkan dan menyediakan teknologi itu di Indonesia dengan total 1.000 pengguna eSIM Smartfren.
"Smartfren pelopor eSIM dan untuk iPhone kita juga sudah ready dari iPhone XR, dan sudah tahu bagaimana caramya untuk engine kita diadu dengan perangkatnya," kata Djoko di Jakarta, Jumat.
Soal Samsung Galaxy Fold yang juga akan menyematkan teknologi tersebut di perangkatnya, Djoko mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk kerja sama dengan perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu untuk mendukung pengguna eSIM.
"Kami sudah banyak kerja sama dengan Samsung dan kami memang akrab untuk explore semua kemungkinan yang bisa terjadi," kata pria berkacamata itu.
"Samsung kita sudah lihat dengan mereka punya sistem supaya bisa pakai eSIM. Mudah-mudahan nanti kita bisa men-support eSIM Samsung di kemudian hari," ujar Djoko melanjutkan.
Sementara itu, penggunaan eSIM di Indonesia masih terbilang belum dikenalkan dan dikomersialkan secara masif lantaran teknologi tersebut cukup baru.
eSIM atau embedded-SIM adalah SIM card yang tertanam langsung di perangkat.
Dengan eSIM, pengguna tidak lagi membutuhkan SIM card fisik yang dimasukkan ke dalam slot SIM card, melainkan hanya layanan dari operator telekomunikasi yang mendukung teknologi ini.
Keuntungan dari eSIM adalah fleksibilitas bagi penggunanya. Pengguna bisa mengatur penggunaan data internet, telepon, bahkan ketika berada di luar negeri tanpa perlu mengganti kartu SIM secara fisik.
Baca juga: Smartfren luncurkan kartu internet "unlimited" harga miring
Baca juga: Lewat iPhone 11, Smartfren targetkan pengguna eSIM baru
Baca juga: Smartfren targetkan 2019 di Kalbar ada 100 BTS
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019