• Beranda
  • Berita
  • DLH Sleman perbolehkan masyarakat pangkas dahan secara mandiri

DLH Sleman perbolehkan masyarakat pangkas dahan secara mandiri

14 Desember 2019 09:14 WIB
DLH Sleman perbolehkan masyarakat pangkas dahan secara mandiri
Pohon tumbang menimpa rumah warga. Foto Antara/ HO/ BPBD Sleman
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta mempersilakan masyarakat melakukan pemangkasan dahan pada pohon perindang jalan secara mandiri jika dinilai berbahaya terutama pada musim hujan yang sering disertai angin kencang.

"Boleh jika masyarakat akan melakukan pemangkasan mandiri, terutama dahan pohon yang rawan saat hujan dan angin kencang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Dwi Anta Sudibya di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, yang tidak boleh adalah menebang atau memotong batang utama pohon perindang jalan.

Baca juga: Disperkim: Angin kencang 23 pohon tumbang dalam sehari

Baca juga: Angin kencang saat hujan deras landa Jember


"Selama itu tidak memotong, hanya memangkas dahan-dahan yang dinilai sudah membahayakan, masih boleh," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat sebenarnya sudah sadar untuk pemeliharaan pohon, termasuk melakukan pemangkasan pohon milik pribadi maupun pohon perindang jalan.

"Awal musim hujan biasanya dimungkinkan ada kejadian angin kencang. Sehingga rentan terjadi pohon tumbang. Kami sudah instruksikan untuk melakukan pemantauan setiap hari dan koordinasi dengan BPBD Sleman," katanya.

Dwi Anta mengatakan, jarak tanaman satu dengan yang lainnya mempengaruhi kekuatan pohon saat tertiup angin. Seperti pohon di daerah Pangukan relatif aman karena jaraknya berdekatan.

"Sedangkan di pohon di pinggir jalan yang jaraknya berjauhan akan rawan tumbang," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan pada sepekan awal musim hujan ini hampir seluruh wilayah kecamatan di Sleman dilanda angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang, rumah rusak maupun jaringan listrik terputus.

"Ya memang 17 kecamatan di Sleman semua berpotensi terjadi angin kencang. Sehingga sejak awal kami sudah imbau masyarakat untuk waspada dan melakukan antisipasi dini, termasuk dengan pemangkasan dahan pohon," katanya.

Ia mengatakan, bencana angin kencang kembali terjadi pada Jumat (13/12) di sejumlah wilayah kecamatan, meliputi Kecamatan Tempel yang berdampak dua rumah tertimpa pohon tumbang.

"Pohon Tumbang menimpa rumah Nurmayah di RT 006 RW 007 Desa Lumbungrejo, Tempel saat ini sudah terkondisi, kemudian pohon tumbang menimpa rumah Ranto RT/RW 06/07, Lumbungrejo, Tempel," katanya.

Kemudian di Kecamatan Kalasan, dua rumah tertimpa pohon, jaringan listrik satu titik, akses jalan satu titik, tempat usaha tiga titik, atap rumah terbang satu titik.

"Di Keledokan RT 02/02 Selomartani, Kalasan pohon randu tumbang menimpa Pagar rumah, di Dusun Randusari-Sambisari RT 07 Rw 03 Purwomartani Kalasan pohon tumbang menimpa rumah Ngadiman," katanya.

Selanjutnya pohon rambutan milik Bintang, Sidokerto Rt02/01, Purwomartani sempal menutup jalan menimpa kabel jaringan lampu hingga putus.

Pohon wadang berdiameter 20 cm milik Sigit di Randusari Sambisari RT06/02 tumbang menimpa kabel jaringan PLN, pohon bambu dan sengon di area kolam timur Sungai Kuning Randusari, Sambisari Rt 05/02 beberapa pohon tumbang.

Parkiran Soto Batok terbuat dari seng di Sambisari roboh. Nihil korban, garasi truk milik Sukardi, Sambisari RT04/02 beberapa atap seng dan asbes terbang terbawa angin.

Gudang pengepul rosok milik Muhamad, Sambisari Rt04/02 roboh tertimpa pohon wadang yang sempal/patah diameter 30cm mengakibatkan garasi mobil atap seng roboh.

Menurut dia, angin kencang juga terjadi di Kecamatan Cangkringan yakni angin puting beliung di kawasan wisata Bunker Kaliadem, Kepuharjo Cangkringan yang dampak satu gardu penarikan parkir terbawa angin.

"Dalam kejadian di beberapa kecamatan pada Jumat (13/12) tersebut semua nihil korban," katanya.

Baca juga: Angin kencang di Jember sebabkan pohon menimpa rumah dan mobil
 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019