• Beranda
  • Berita
  • Disporapar Bengkayang maksimalkan potensi destinasi wisata arung jaram

Disporapar Bengkayang maksimalkan potensi destinasi wisata arung jaram

16 Desember 2019 11:34 WIB
Disporapar Bengkayang maksimalkan potensi destinasi wisata arung jaram
Salah satu peserta mencoba lintasan di sungai batang Sinamar pada kejurnas terbuka Arung Jeram (R4) 2019, di Jorong Air Baba Halaban, Kecamatan Sago Halaban, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, Selasa (10/12/2019). Kejurnas arung jeram yang berlangsung 10-11 Desember 2019 tersebut digagas Pemerintah 50 kota bekerjasama dengan Dinas Parisawata Sumatera Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/ama.
Dinas Pemuda dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat terus berbenah dan memaksimalkan potensi alam yang ada di antaranya dengan melaksanakan pelatihan arung jeram bagi pemandu destinasi wisata alam di daerah itu.

"Pelatihan yang telah sukses kita gelar tersebut sejalan dengan meningkatnya daya tarik dan minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata alam arung jeram di Bengkayang. Terdapat peluang pengembangan industri wisata alam arung jeram di Kabupaten Bengkayang dan kita maksimalkan," ujar Kedisporapar Kalbar, I Made Putra Negara saat dihubungi di Bengkayang, Senin.

Made menjelaskan bahwa kondisi alam di Kabupaten Bengkayang relatif masih sangat terjaga dan menyediakan cukup banyaknya sungai-sungai yang dapat dinikmati kejernihan serta kehidupan biota airnya.

"Beberapa dari sungai yang memiliki daya tarik di Kabupaten Bengkayang adalah Sungai Tanggi, Sungai Buduk, Sungai Biang, Sungai Umboh, Sungai Tebudak dan lain-lain. Atraksi ini merupakan bagian aliran sungai dari Cagar Alam Gunung Nyiut yang hingga saat ini sangat terjaga kelestariannya," papar dia.

Made menambahkan bahwa sungai-sungai tersebut memiliki aliran air yang deras dan panjang hingga ke Kabupaten Sambas, sungai-sungai yang memiliki beberapa air terjun ini sangat cocok menjadi destinasi wisata arung jeram dan wisata petualangan susur sungai lainnya.

"Kegiatan arung jeram atau rafting merupakan atraksi wisata populer yang disenangi tua dan muda, lelaki ataupun perempuan. Berbasah ria dan menikmati tantangan diayun arus air, diombang ambing jeram dan meliuk-liuk diantara bebatuan merupakan sensasi yang mendebarkan. Menyaksikan pemandangan menakjubkan di sepanjang badan sungai sungguh sebuah pengalaman yang sulit untuk dilupakan," kata dian.

Baca juga: Sejumlah desa di Garut kembangkan wisata arung jeram

Namun kata Made, dibalik keindahan dan serunya berarung jeram, bahaya setiap saat mengancam para pengarung jeram bila tidak hati-hati. Walaupun kegiatan arung jeram dilakukan di sungai dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi dan bisa dilalui wisatawan. Namun jeram tetap berbahaya bagi wisatawan bila terjebak di dalamnya.

Berkaitan kondisi di atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada pasal 14 menjelaskan, bahwa terdapat 14 jenis usaha jasa di bidang pariwisata. Salah satu usaha jasa pariwisata adalah wisata tirta, dimana arung jeram sebagai olahraga air masuk dalam kategori tersebut.

"Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memberikan layanan wisata tirta arung jeram di kawasan objek daya tarik wisata, kita melalui dukungan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia melaksanakan program Pengembangan pemasaran pariwisata melalui kegiatan pelatihan pemandu wisata alam arung jeram,"katanya.

Made juga menjelaskan pelatihan pemandu wisata alam arung jeram tersebut diikuti 40 orang yang terdiri dari masyarakat pengelola objek daya tarik wisata sungai serta kelompok sadar wisata.

"Semoga kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang industri kepariwisataan berbasis arung jeram. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta tentang teknik dasar pemanduan arung jeram dan meningkatkan kemampuan teknis keselamatan di sungai saat memandu arung jeram serta meningkatkan kemampuan manajemen dan tata kelola arung jeram," jelasnya.

Baca juga: Festival Rafting upaya tarik wisatawan minat khusus ke Sumbar

Pewarta: Dedi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019