Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Milasari Kusumo Anggraini dalam keterangan di Jakarta, Senin, menjelaskan inovasi itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing di industri ritel di tengah perkembangan dunia digital.
"Kami siap luncurkan aplikasi ini tahun depan dan ini akan menjadi gebrakan baru di industri ritel dan Goro yang memulainya," kata Milasari.
Ia mengklaim aplikasi yang dikembangkan oleh Goro ini belum pernah ada di Indonesia dan baru akan dimulai dari ritel tersebut.
Dengan Goro Apps, pelanggan tidak perlu mengantre lagi di kasir untuk membayar, karena cukup memindai (scan) barcode produk, kemudian tinggal klik dan menunjukkan transaksi berhasil ke kasir. Pembayaran juga bisa menggunakan dompet digital (e-wallet).
Penggunaan aplikasi itu hanya berlaku di gerai Goro yang jumlahnya saat ini mencapai 25 gerai minimarket.
Sejak membuka gerai pertamanya Oktober 2018, pertumbuhan gerai Goro terus meningkat di mana hingga akhir November 2019 total gerai Goro sudah mencapai 25 gerai.
Pada 2020, bisnis ritel yang didukung oleh Tommy Soeharto sebagai Komisaris Utamanya itu akan berekspansi lebih besar dengan bekerjasama dengan beberapa komunitas seperti koperasi dan ekonomi berbasis masjid. Hal itu dilakukan lantaran ritel tersebut mengklaim diri memiliki konsep bisnis ekonomi kerakyatan.
Goro juga akan mengembangkan Distribution Center yang terintegrasi dan juga menambah small format (minimarket).
Milasari menargetkan jumlah minimarket Goro tahun depan mencapai 120 gerai yang tersebar di Jawa dan luar Jawa.
Baca juga: Goro hadir di Cibubur layani wilayah Jabar, Banten, dan DKI
Baca juga: Ritel modern wajib jual bahan pokok sesuai HET, kata Wamendag
Baca juga: Aprindo prediksi ritel masih akan sesuaikan bisnis model hingga 2020
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019