Sandiaga Uno meminta kepada para pengusaha untuk tetap berinovasi dalam menghadapi tahun 2020 untuk bisa tetap menggerakkan ekonomi lebih berkembang.kita akan bisa menggerakkan ekonomi kita terutama di akar rumput terutama peluang kerja
"Saya yakin dengan kemampuan kita menangkap peluang di saat konsolidasi, terus berinovasi, kita akan bisa menggerakkan ekonomi kita terutama di akar rumput terutama peluang kerja," kata Sandiaga dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Ia juga menilai bahwa pertumbuhan ekonomi 2020 akan menunjukkan tren positif walau banyak pakar yang menilai akan tidak lebih dari 5 persen pertumbuhannya.
Sandiaga juga menekankan bahwa untuk menghadapi adanya tantangan resesi ekonomi di Indonesia, semua pengusaha harus jeli menatap peluang.
Sebab, ia menjelaskan sebagai pengusaha, ia pernah menghadapi resesi ekonomi pada tahun 1998, namun pada kenyataannya perusahaannya justru mampu menangkap peluang emas dengan optimis.
Baca juga: Berbicara di Unair, Sandiaga Uno ungkap peluang dari perang dagang
Baca juga: Sandiaga Uno harapkan ada inovasi pada sektor pendidikan
Sementara itu, pada kesempatan lain, Bank Indonesia menyatakan kebijakan moneter dan makroprudensial akan tetap akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan mengantisipasi ancaman resesi kendati perekonomian Indonesia saat ini masih relatif terjaga.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, dari sisi bauran kebijakan moneter baik suku bunga, likuiditas, dan nilai tukar masih akan akomodatif. Sedangkan dari bauran kebijakan makroprudensial pun begitu.
"Jadi sekarang, dua 'pedal' ini kita injak bersama dalam kondisi kita sekarang melihat perlu untuk mendorong pertumbuhannya," ujar Dody.
Menurut, bank sentral tidak hanya mengandalkan kebijakan moneter namun juga menggunakan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, dan ekonomi syariah, dalam menghadapi gejolak dan tantangan ekonomi global dan domestik.
"Kita di awal 2018 masih menggunakan dua pedal, pedal rem untuk stabilisasi dengan kebijakan moneter ketat dan pedal gas untuk kebijakan akomodatif makroprudensial dan untuk mendorong perekonomian. Di 2019 khususnya di triwulan kedua, dua pedal tadi digunakan untuk akselerasi, untuk akomodatif," ujar dia.
BI tahun ini sudah menurunkan suku bunga acuannya hingga 100 basis poin. Dody mengatakan masih ada ruang untuk penurunan suku bunga namun bank sentral sekarang lebih berhati-hati.
Baca juga: ADB proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2020
Baca juga: Pengamat: Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bertahan 5,1 persen
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019