Layanan pembayaran elektronik LinkAja telah digunakan oleh sekitar 40 juta pengguna sejak mulai beroperasi pada Februari 2019 dan diluncurkan secara resmi pada 30 Juni 2019.tetapi juga menjadi solusi bagi permasalahan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia
"Saat ini kami sudah ada 40 juta registered users," kata Direktur Utama LinkAja Danu Wicaksana di Jakarta, Selasa.
Alat pembayaran digital dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) itu juga mencatatkan sebanyak 82 persen pengguna berada di luar Jakarta dengan 52 persen pengguna berada di luar Jawa seperti kota-kota di Sumatera bagian utara, Sumatera bagian tengah, dan Sulawesi.
Danu mengungkapkan, ke depan perusahaan akan terus meningkatkan layanan produk finansial yang saat ini masih terkendala penyediaan akses yang terbatas.
Saat ini, LinkAja memiliki akses cash in (isi ulang dompet digital) kepada masyarakat di lebih dari 700.000 titik pada akhir 2019, baik berupa bank channel, modem retail, hingga layanan keuangan digital.
Edukasi dan ajakan bertransaksi secara digital pun terus dilakukan dengan menggandeng lebih dari 250.000 merchant.
Baca juga: Perluas layanan nontunai, LinkAja ekspansi ke desa
Untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran digital, perusahaan juga telah bekerjasama dengan beberapa pihak untuk menjadi sumber pengisian dana/saldo di beberapa aplikasi nasional seperti Gojek, Bluebird Group, Damri, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan lainnya.
LinkAja juga telah menggandeng beberapa pemerintah daerah melalui digitalisasi pasar tradisional, layanan retribusi, hingga pengembangan UMKM.
Hingga akhir 2019 LinkAja telah melakukan digitalisasi pasar di Pasar Gunung Sahari Cirebon, Pasar Pabeng-baeng Makassar, Pasar Peterongan Semarang, dan Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Selain itu LinkAja juga berkontribusi pada Proyek Percepatan Keuangan lnklusif yang diinisiasi oleh Dewan Nasional Keuangan lnklusif untuk proyek percontohan ekosistem pembayaran nontunai di Desa Pegagan Kidul, Kabupaten Cirebon dan Desa Tanjung Batu di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Baca juga: Mudahkan akses transaksi nontunai, LinkAja gandeng Pegadaian
"Kami harap LinkAja tidak hanya berperan untuk mengedukasi masyarakat, tetapi juga menjadi solusi bagi permasalahan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia," imbuhnya.
Pada 2019 ini, LinkAja juga mengklaim sebagai satu-satunya uang elektronik yang dapat digunakan di berbagai moda transportasi publik, mulai dari KRL Jabodetabek, Gojek, kereta api KAI antar kota, bus Damri, taksi Bluebird, Railink, Garuda/Citilink, dan berbagai transportasi lokal seperti Trans Lampung, Trans Semarang dan lainnya.
Finarya merupakan anak usaha yang dibentuk dari semangat sinergi nasional PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dan PT Danareksa (Persero) yang berdiri pada tanggal 21 Januari 2019.
Baca juga: LinkAja akan luncurkan LinkAja Syariah akhir November 2019
Baca juga: BTN target transaksi LinkAja capai Rp2 triliun hingga akhir tahun
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019