"Sepanjang 2019, terjadi 3.622 bencana. Selain korban meninggal dunia dan hilang, 3.408 orang luka-luka dan enam juta orang mengungsi," kata Agus saat jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Genangan di Jakarta karena "antrean air" tidak seimbang
Agus mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, bencana yang terjadi sepanjang 2019 hingga 16 Desember kebanyakan bencana hidrometeorologi, yaitu sebanyak 3.586 kejadian atau 99 persen. Sisanya, 36 kejadian atau hanya satu persen adalah bencana geologi.
Namun, meskipun hanya 36 kejadian, bencana geologi terutama gempa bumi menyebabkan dampak yang besar. Sepanjang 2019 terjadi gempa merusak sebanyak 29 kali.
"Akibat gempa 69 orang meninggal duia, 1.905 orang luka-luka, dan 311.874 orang mengungsi. Gempa juga menyebabkan 21.554 unit rumah rusak," ujar dia.
Baca juga: Kepala BNPB akan terjunkan tim untuk susur sungai
Provinsi yang paling banyak mengalami bencana adalah Jawa Tengah (859 kejadian), Jawa Barat (672 kejadian), dan Jawa Timur (582 kejadian). Sedangkan kabupaten/kota yang paling banyak mengalami bencana adalah Kabupaten Bogor (128 kejadian), Kota Semarang (78 kejadian), dan Kabupaten Magelang (65 kejadian).
Agus mengatakan BNPB telah menggunakan pagu dana siap pakai untuk penanggulangan bencana sebesar Rp7,188 triliun. Dari total dana siap pakai tersebut, paling banyak digunakan untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan, yaitu Rp3,8 triliun.
Baca juga: Kepala BNPB: Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi
Baca juga: Dua nagari di Solok Selatan Selatan diterjang banjir
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019