"Hari ini kami memperluas program pengecekan fakta kami secara global, organisasi pengecek fakta di seluruh dunia bisa menilai misinformasi di platform kami," catat Instagram di blog resmi Facebook, dikutip Rabu.
Jika sebuah konten dinilai salah, atau sebagian salah, oleh pengecek fakta pihak ketiga, maka Instagram akan mengurangi sebaran konten tersebut dengan menghapus konten dari tab Explore dan laman untuk tanda pagar.
Instagram akan melabeli konten tersebut agar pengguna bisa memutuskan konten apa yang mereka lihat, baca, percayai dan bagikan.
"Label ini akan terlihat oleh semua orang yang melihat konten tersebut, di laman utama, profil, stories dan direct message," demikian pengumuman Instagram.
Instagram menggunakan teknologi image matching atau pencocokan gambar untuk mengenali konten yang bermasalah dan memberi label pada konten tersebut. Teknologi tersebut juga dapat mengenali secara otomatis konten yang sudah dilabeli di platform Facebook.
Jika konten sudah dilabeli di Facebook, Instagram secara otomatis juga akan memberi label yang sama pada konten tersebut, begitu juga sebaliknya.
Label di Instagram akan memberi tautan ke sumber terpercaya yang sudah menghilangkan prasangka (debunk) terhadap hoaks tersebut.
Instagram juga akan bertindak pada akun yang berkali-kali menyebarkan akun yang dilabeli hoaks, mereka akan dihapus dari tab Explore dan tagar.
Instagram selain menggunakan teknologi juga mengandalkan laporan dari pengguna untuk menilai suatu konten, kemudian mengirimkannya ke pemeriksa fakta (fact-checker).
Baca juga: Instagram akan peringatkan pengguna soal unggahan menyinggung
Baca juga: Instagram perketat pendaftaran dengan tanggal lahir
Baca juga: Instagram luncurkan stiker anti-bullying terbaru
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019