Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menggandeng Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB (UNICEF) untuk menangani masalah kekerdilan pada anak (stunting) di provinsi berbasiskan kepulauan itu.UNICEF ini fokus pada kesehatan anak, karena itu mereka hadir di sini menggandeng Pemprov NTT untuk bersama-sama menangani masalah stunting
"UNICEF ini fokus pada kesehatan anak, karena itu mereka hadir di sini menggandeng Pemprov NTT untuk bersama-sama menangani masalah stunting," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli di Kupang, Rabu.
Dia mengatakan, pihaknya telah menggelar lokakarya bersama UNICEF di Kupang pada Rabu (17/12) dengan fokus utama membicarakan berbagai strategi penanganan kekerdilan anak di NTT.
Menurut dia, UNICEF akan memberikan dukungan untuk berbagai kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan kesehatan anak-anak.
"Jadi mereka akan mendukung hal-hal yang bersifat memfasilitasi pertemuan-pertemuan, kemudian juga mempersiapkan asupan nutrisi yang bergizi untuk anak-anak yang sudah terkena stunting," katanya.
Sebagai contoh, katanya, di Manulai, Kabupaten Kupang UNICEF bersama pemerintah mengintervensi anak-anak yang terkena stunting dan sudah menunjukkan perubahan positif di sana.
Ia menjelaskan angka kekerdilan anak di NTT saat ini masih tinggi mencapai 42,6 persen. Angka ini menggambarkan bahwa dari setiap dua anak di NTT, salah satunya terkena stunting.
Dia menambahkan, pemerintah provinsi terus menekan angka kekerdilan dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pihak, mengingat persoalan ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang saat ini jadi perhatian utama pemerintah pusat hingga daerah.
Pemerintah provinsi bersama 22 kabupaten/kota se-NTT, lanjut dia, juga telah melakukan pendatangan komitmen bersama untuk memerangi stunting.
Dia menjelaskan, dari hasil evaluasi terhadap APBD 2020 menunjukkan bahwa masing-masing kabupaten/kota juga memberikan fokus perhatian untuk menangani stunting dalam kebijakan anggarannya.
Salah satu indikator yang akan dikerjakan, yaitu pembangunan rumah layak huni di daerah-daerah mulai 2020 mendatang untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak.
Ia menyebutkan, total rumah layak huni yang akan dibangun ditargetkan mencapai 41.600 unit rumah dengan dukungan dana desa maupun dana kabupaten.
"Jadi untuk penanganan stunting ini kita keroyok bersama-sama baik dengan Unicef, pemerintah kabupaten/kota maupun pihak terkait lainnya," demikian Lecky Frederich Koli.
Baca juga: NTT jadi daerah percontohan penanganan stunting
Baca juga: Revolusi hijau daun kelor untuk stunting di NTT
Baca juga: Pemerintah Aceh - UNICEF kerja sama perangi stunting
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019