• Beranda
  • Berita
  • Pelayanan kesehatan digital di "Klinik Pintar IDI", apa kelebihannya?

Pelayanan kesehatan digital di "Klinik Pintar IDI", apa kelebihannya?

18 Desember 2019 16:10 WIB
Pelayanan kesehatan digital di "Klinik Pintar IDI", apa kelebihannya?
CEO Medigo, Harya Bimo (kiri) dan Ketua PB IDI dr. Daeng Faqih (kanan) dalam acara "Signing Ceremony Klinik Pintar IDI" di Jakarta, Rabu (18/12/2019). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Penerapan teknologi kini memasuki pelbagai lini kehidupan masyarakat, salah satunya di bidang pelayanan kesehatan berbasis digital yang terwujud dalam "Klinik Pintar IDI".

CEO Medigo, Harya Bimo mengatakan klinik yang bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini menerapkan sistem registrasi pasien melalui aplikasi sebelum mereka datang ke klinik. Dengan begitu, waktu tunggu mereka bisa lebih efektif yakni sekitar tujuh menit.

"Registrasi digital pasien menggunakan aplikasi atau di kios digital. Pasien yang langsung datang (ke Klinik Pintar) juga akan diakomodasi," kata dia dalam acara "Signing Ceremony Klinik Pintar IDI" di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Klinik Pintar juga memanfaatkan sistem berbasis cloud yang memungkinkan rekam medis pasien bisa diakses secara digital oleh pihak yang berwenang sehingga memudahkan saat proses rujukan tanpa harus melakukan pemeriksaan ulang.

Lalu sistem e-farmasi dan e-lab untuk mendukung pemeriksaan stok obat sampai pengajuan obat yang pasien butuhkan.

Hal lainnya, telehealth atau telemedicine antar fasilitas kesehatan yang memungkinkan pasien berkonsultasi jarak jauh dengan dokter spesialis di rumah sakit yang menjadi mitra Medigo.

"Konsultasi ini ditemani tenaga medis di Klinik Pintar," tutur dia.

Baca juga: BPJS Kesehatan-IDI susun standar layanan kesehatan JKN

Dalam kesempatan itu, Ketua PB IDI dr. Daeng M. Faqih mengatakan, ingin menampilkan model pelayanan yang jauh lebih profesional melalui klinik ini.

Agar hal ini terlaksana, IDI menjalankan peran sebagai quality control salah satunya dengan membentuk tim khusus untuk mengaudit mutu klinik setiap enam bulan sekali.

Lebih lanjut, Klinik Pintar menjalin kerja sama joint-operation dengan klinik konvensional dan diharapkan bisa menambah satu klinik dengan peningkatan kapitasi BPJS.

Klinik konvensional yang nantinya diubah menjadi "Klinik Pintar IDI" harus memiliki kapitasi BPJS, kepemilikan gedung sendiri dan direnovasi salah satunya menyertakan logo IDI.

Harya mengatakan, saat ini dua gedung Klinik Pintar IDI di kawasan Bekasi masih dalam pembangunan dan rencananya akan diresmikan dalam waktu dekat. Targetnya, akan ada lima bangunan klinik di kawasan Jabodetabek hingga Maret 2020.

Baca juga: IDI tolak kerja sama dengan yayasan kampanyekan bebas asap rokok

Baca juga: IDI dukung langkah Menkes kembalikan Puskesmas ke fitrahnya

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019