General Manager Airnav Indonesia cabang Denpasar, Kristanto, menjelaskan telah berkoordinasi dengan Airnav cabang Surabaya, Makassar, Lombok dan Jakarta untuk mengantisipasi segala kemungkinan bencana alam dan cuaca buruk.
"Misalnya ketika gunung meletus dua tahun lalu, alternatif untuk 'airdrome control tower' sudah kami persiapkan. Jika terjadi sesuatu di Bali, pesawat bisa mendarat di Makassar, atau Jakarta dan sekitarnya," kata Kristanto di Kantor Airnav cabang Denpasar, Bali, Rabu.
Menurut Kristanto, musim penghujan juga bisa menjadi kendala bagi pesawat untuk landas dan terbang karena berpotensi terjadi banjir di runway pesawat.
Airnav bersama Angkasa Pura pun telah melakukan perbaikan pada pembuangan air sekitar runway untuk mengantisipasi banjir.
Selain kesiapan operasional, Airnav Denpasar juga telah memperkuat sumber daya manusia untuk menghadapi lonjakan penumpang dan kepadatan lalu lintas pesawat pada libur Natal dan Tahun Baru.
"Untuk persiapan personil, kami dukung dengan SDM yang kompeten di bidangnya. Total karyawan ada 230 orang yang berada di Denpasar, antara lain terdiri dari 80 pegawai ATC, dan 35 orang teknisi," kata Kristanto.
Ia menambahkan bahwa dengan libur Natal dan Tahun Baru, pergerakan pesawat akan meningkat sekitar 10-15 persen, dari keadaan normal rata-rata 450-480 pergerakan per hari.
Dengan jumlah pergerakan tersebut, Bandara Ngurah Rai Denpasar menjadi bandara terpadat kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Bandara Ngurah Rai sendiri melayani 35 maskapai internasonal dan 8 maskapai domestik.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019