Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 5 persen.Kekhawatiran muncul kembali minggu ini. Terlepas dari perjanjian perdagangan AS dan China, momok perang tarif tidak hilang karena para pedagang menunggu kejelasan tentang kesepakatan itu.
Rupiah ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen di level Rp13.985 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.988 per dolar AS
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan, selain pengumuman kebijakan bank sentral, rupiah juga masih dipengaruhi sentimen kesepakatan dagang AS-China.
"Kekhawatiran muncul kembali minggu ini. Terlepas dari perjanjian perdagangan AS dan China, momok perang tarif tidak hilang karena para pedagang menunggu kejelasan tentang kesepakatan itu," ujar Ibrahim.
Selain itu, drama pemakzulan Presiden AS Donald Trump dan juga bank sentral Jepang yang memutuskan menahan suku bunga acuan, mempengaruhi pergerakan rupiah.
Baca juga: BI pertahankan suku bunga jaga momentum pertumbuhan dan stabilitas
"Pemakzulan Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan mempengaruhi pasar global, namun pemerintah sudah mempunyai strategi tersendiri untuk menangkis gejolak tersebut," kata Ibrahim
Menurutnya, pemerintah terus melakukan reformasi birokrasi dan pengampunan pajak jilid II. Bank Indonesia juga siap melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) jika diperlukan.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.983 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.979 per dolar AS hingga Rp13.994 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.983 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.007 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berpotensi terus menguat, jelang pengumuman Bank Indonesia
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019