• Beranda
  • Berita
  • BI optimistis pertumbuhan kredit 2020 capai 10-12 persen

BI optimistis pertumbuhan kredit 2020 capai 10-12 persen

19 Desember 2019 20:28 WIB
BI optimistis pertumbuhan kredit 2020 capai 10-12 persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah). ANTARA/HO-Dekom Bank Indonesia

Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi, karena kondisi global membaik dan ekspor meningkat. Selain itu konsumsi juga bagus dan investasi naik karena adanya transformasi ekonomi dan kebijakan akomodatif

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan kredit pada 2020 bisa mencapai 10-12 persen atau lebih tinggi dari capaian 2019 yang diperkirakan sekitar delapan persen.

"Pertumbuhan kredit akan lebih tinggi karena permintaan akan meningkat," kata Perry di Jakarta, Kamis.

Perry mengatakan permintaan akan meningkat karena kegiatan perekonomian diperkirakan akan pulih pada 2020 seiring dengan membaiknya kondisi global.

"Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi, karena kondisi global membaik dan ekspor meningkat. Selain itu konsumsi juga bagus dan investasi naik karena adanya transformasi ekonomi dan kebijakan akomodatif," ujarnya.

Ia menambahkan peningkatan kredit ini juga didukung oleh penurunan suku bunga acuan sebanyak empat kali pada 2019, membaiknya likuiditas, serta kebijakan makroprudensial.

"Faktor lainnya juga karena bank yang siap menyalurkan kredit tahun depan," kata Perry.

Untuk 2019, ia mengakui pertumbuhan kredit hanya berada pada kisaran delapan persen pada akhir tahun karena siklus keuangan yang melambat dan permintaan dunia usaha yang melemah.

"Permintaan kredit sekarang masih menunjukkan siklus keuangan masih di bawah optimal dengan permintaan dunia usaha yang belum kuat, meski ada dukungan dari sisi supply karena turunnya suku bunga," ujarnya.

BI mencatat pertumbuhan kredit pada Oktober 2019 sebesar 6,53 persen atau melambat dari periode September sebesar 7,89 persen karena permintaan kredit korporasi yang belum kuat.

Dalam kesempatan ini, Perry juga mengatakan kredit bermasalah (NPL) hingga Oktober 2019 telah mencapai 2,73 persen (gross) dan 1,25 persen (net).

"Pertumbuhan gross meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang belum kuat, tapi dengan net yang tetap rendah, dipastikan bank sudah membentuk cadangan yang cukup untuk risiko kredit bermasalah," ujarnya.

Perry memastikan BI akan tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi agar stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga.

Baca juga: BI: pemulihan global dorong pertumbuhan 5,1-5,5 persen pada 2020

Baca juga: BI pertahankan suku bunga jaga momentum pertumbuhan dan stabilitas


Baca juga: BI pangkas proyeksi pertumbuhan kredit 2019 jadi delapan persen

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019