"Kemajuannya memang cukup berarti,” kata Direktur Energy Watch Mamit Setiawan kepada media di Jakarta, Jumat.
Mamit mengakui bahwa progres kilang Balongan termasuk cepat, dibandingkan target semula karena bisa menghemat waktu satu tahun.
Baca juga: Realisasi pembangunan kilang minyak sangat ditunggu Jokowi
Jika umumnya setelah penawaran Front-End Engineering Design (FEED) butuh dua tahun sebelum masuk proses Engineering, Procurement and Constructions (EPC), namun Pertamina bisa lebih cepat. Begitu pula dengan kilang Balikpapan sudah memasuki tahap konstruksi.
Menurut dia, pembangunan kilang memang tidak bisa seketika, karena perlu berbagai tahapan, dimana masing-masing tahapan membutuhkan proses waktu yang cukup lama. Bahkan, untuk mencari partner membutuhkan waktu mencapai 2-3 tahun.
"Tentu saja banyak tahapan dilalui. Akan ngebor saja banyak tahapannya, apalagi proyek strategis seperti ini,” ujarnya.
Baca juga: Genjot produksi, Pertamina prioritaskan pembangunan empat kilang
Sementara untuk kilang Tuban, Mamit juga melihat adanya perkembangan yang sangat krusial, yaitu penjajakan partnership dengan Rosneft. Padahal seperti diketahui, salah satu tahapan awal yang paling sulit adalah pencarian partner itu sendiri.
"Pencarian partnership tersebut memang tidak mudah. Sebab, masing-masing pihak memiliki feasibilities study. Misal terkait nilai keekonomian dan nilai proyek, masing-masing memiliki pandangan berbeda. Jadi untuk Tuban, tinggal menunggu realisasinya dalam bentuk apa. Tetapi minimal bisa engineering-nya dulu," katanya.
Begitu pula ketika memasuki tahapan pekerjaan EPC, menurut dia, tidak serta merta setelah deal, langsung membangun, karena harus ada studi kelayakan lagi untuk tahapan engineering.
Baru setelah itu melakukan design engineering, tambahnya, kalau sudah disetujui, kemudian tahap finalisasi lagi mengenai design engineering sebelum memasuki tahap konstruksi.
"Itupun cukup lama. Jadi, memang banyak tahapan yang harus dilakukan," katanya menjelaskan.
Dari berbagai perkembangan itulah, Mamit menegaskan, bahwa Pertamina sebenarnya sudah menunjukkan kemajuan berarti, bahkan sebenarnya sudah memulai sejak lima tahun lalu.
Ketika itu, Pertamina selalu berdiskusi dengan Dirjen Migas terkait percepatan pembangunan kilang melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grassroot Refinery (GRR).
"Jadi tetap ada pergerakan dari Pertamina untuk membangun kilang. Dan memang tidak semudah itu untuk membuat kilang agar teralisasi," katanya.
Hingga saat ini, Pertamina terus berupaya mempercepat pembangunan enam kilang, yaitu melalui RDMP dan GRR. Keenam kilang tersebut adalah Balongan, Balikpapan, Bontang, Tuban, Dumai, dan Cilacap.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019