pemerintah kalau ingin stabil ke depannya ya jangan ganggu konsumsi karena ini merupakan komponen utama
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyebut perekonomian Indonesia relatif stabil di tengah potensi resesi global yang terjadi.
“Kenapa relatif stabil, karena komponen utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia itu bukan ekspor dan impor. Karena rasio ekspor impor kita itu kecil hanya 39,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),” kata Esther pada Diskusi Publik bertajuk Refleksi Akhir Tahun: Ekonom Perempuan Mewaspadai Resesi Ekonomi Global di Jakarta, Jumat.
Dia memaparkan, komponen utama yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi yang rasionya mencapai 56 persen terhadap PDB.
Sehingga, menurut dia, yang perlu diupayakan pemerintah tahun depan adalah menjaga agar sektor konsumsi tetap berjalan dengan baik.
“Jadi, pemerintah kalau ingin stabil ke depannya ya jangan ganggu konsumsi karena ini merupakan komponen utama,” ujarnya.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mengalami penurunan, bahkan Amerika Serikat yang termasuk dalam kategori kuat dari sisi pertumbuhan ekonomi juga mengalami perlambatan akibat resesi global.
Jerman bahkan mengalami pertumbuhan negatif, meskipun terakhir hanya tumbuh 0,4 persen. Sementara Tiongkok yang biasanya tumbuh 7 persen, diperkirakan hanya akan mencapai pertumbuhan 5,5 persen hingga akhir 2019.
Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Eropa, Inggris, Jepang dan India merosot tajam di kisaran 5 persen.
Dalam kondisi tersebut, kendati pertumbuhan Indonesia relatif stabil, namun dinilai tetap perlu diwaspadai.
Baca juga: BI: pemulihan global dorong pertumbuhan 5,1-5,5 persen pada 2020
Baca juga: Ekonom proyeksikan pertumbuhan ekonomi 2019 masih capai lima persen
Baca juga: BKPM sebut perlu investasi Rp1.000 triliun capai pertumbuhan 6 persen
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019