"Peluang saya kan di 100 dan 200 meter, kalau untuk (kategori) lompat masih fifty-fifty. Target saya juga mau memecahkan rekor pribadi di 100 meter, catatan sebelumnya 11,41 detik di Asian Games 2018," tutur Sapto saat ditemui di Lapangan Atletik Universitas Negeri Surakarta (UNS) Jawa Tengah, Jumat.
Pada kategori lari 100 meter di ASEAN Paragames di Filipina, Sapto akan berkompetisi dengan pesaing terberat yaitu dari Malaysia dan Thailand.
Baca juga: Timnas Paraatletik diisi 30 persen atlet baru
Kendati sadar akan menghadapi persaingan ketat namun melihat hasil di kejuaraan paraatletik yang berlangsung di Dubai 2018, ia optimistis bisa mendapat hasil maksimal seperti yang ia targetkan.
"Kalau peluang memang belum tahu, tapi perkembangan yang saya miliki sekarang sudah signifikan. Saya optimistis sekali karena saya lihat di kejuaraan tahun lalu, waktu saya cukup baik dan pecah rekor Asia juga," kata Sapto menceritakan.
Kepercayaan diri Sapto juga didukung dengan kepastian ia menjadi salah satu dari empat atlet paraatletik Indonesia yang sudah mengamankan tiket ke Paralimpik 2020 di Tokyo.
Baca juga: Atlet para-atletik Indonesia disiapkan menuju Paralimpiade 2020
Sehubungan dengan hal tersebut, Sapto menuturkan ia fokus untuk membangun kesiapan stamina dengan menjaga pola asupan makanan, menjaga porsi latihan setiap hari, dan istirahat yang cukup.
Menanggapi hal ini, pelatih timnas paraatletik Slamet Widodo menuturkan tidak menghadapi kendala berat dalam persiapan menuju Paralimpik 2020.
"Kendala ada tapi hal-hal kecil dan bisa ditangani. Kalau soal peralatan dan perlengkapan bagus semua, sudah level satu lah. Paling kendala lapangan yang masih standar nasional dan kebetulan sudah masuk musim hujan. Tapi secara umum masih bisa disiasati," pungkas Slamet.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019